Jawa Timur – Menjual Rumah demi kesembuhan sang suami, Adi salah satu pasien RSP IZI & YBM PLN menceritakan perjuangan ia dan istrinya menyakinkan pihak keluarga lebih percaya pengobatan dukun. Setelah enam bulan terus memohon dan merintih kesakitan, akhirnya orang tua dan keluarga besar menyetujuinya jalani pengobatan medis.
“Saya itu sampek sumpek, mamak itu sholatnya 5 waktu tapi masih percaya dukun, saya sudah bilang ke mamak, mak mas itu butuhnya dokter, kalau terjadi sesuatu ke mas Adi, mamak pasti menyesal,” ungkap Mariyani selaku istri Adi.
Lebih dari dua tahun Adi merasakan nyeri di area pinggul. Sejak setahun ia tidak mampu berjalan karena rasa nyeri yang luar biasa. Saat ia dipijat, tukang pijat mengatakan bahwa ada benjolan di perutnya. Pemijat menyarankannya agar dia periksa ke dokter.
Setelah dirinya berobat ke puskesmas, kemudian dokter merujuknya untuk observasi lanjutan di RSUD Raden Mattaher Jambi. Dari Hasil observasi menyatakan bahwa Adi mengidap tumor ganas di perut dan operasi dalam waktu dekat. Dua minggu kemudian operasi dilakukan dan berjalan dengan lancar.
Namun tumor ganas yang dialaminya tak dapat sembuh hanya dengan operasi tetapi dirinya perlu menjalani kemoterapi dan terapi sinar radiasi untuk membersihkan akar tumor. Sedangkan pihak keluarganya di Banyuwangi, Jawa Timur tidak mengizinkan maka mereka menjemput putranya di Jambi kembali ke kampung halaman. Saat ini dirinya sedang menjalani observasi ulang di RSUD Dr. Soetomo Surabaya melalui rujukan dari RSUD Banyuwangi.
“Sebelum saya dapat informasi RSP IZI&YBM PLN dari pasien lain, saya montang manting harus pulang pergi dari Banyuwangi ke Surabaya seminggu sekali, biaya transport untuk sekali jalan 1,6 juta belum makannya, saya sampek jual rumah demi kesehatan suami. Alhamdulillahh Allah memberikan jawaban atas doa saya. Saya bisa diterima di sini sudah nikmat yang luar biasa saya syukuri karena sudah tidak khawatir dan panik lagi,” cerita istrinya pada petugas, Rabu (13/12/2023).
Leave a Reply