Tatkala Umar bin Khathab berniat hijrah ke Madinah, ia enggan melakukannya kecuali berhijrah secara terang-terangan. Tentang hali ini, Ibnu Abbas bercerita, “Ali bin Abi Thalib pernah mengutarakan kepada saya, “Saya tidak mengetahui seorang pun di antara kaum Muhajirin yang berhijrah kecuali berhijrah secara sembunyi-sembunyi selain Umar bin Khathab.
Tatkala ia berniat untuk berhijrah, ia menghunus pedangnya, meletakkan busur di pundaknya, memegang beberapa buah anak panah dan membawa tombak, lalu ia berjalan menuju Ka’bah. Pada saat itu, beberapa orang Quraisy sedang berada di halaman Ka’bah. Umar thawaf di Ka’bah tujuh keliling, lalu salat Maqam Ibrahim dengan tenang. Kemudian menghampiri orang-orang Quraisy satu persatu. Kepada mereka, Umar berkata, ”Siapa yang ingin ibunya celaka, anaknya menjadi yatim, dan istrinya menjadi janda, maka hendaklah ia temui aku di lembah ini!”
Demikianlah, Umar bin Khathab berjuang membela agama dan akhlaknya, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Ia tidak gentar menghadapi siapa pun. Ia menjadi sandaran dan penolong bagi orang Islam yang hendak hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia hijrah bersama rombongan besar dari anggota keluarga dan sekutu kaumnya. Ia membantu para sahabatnya yang ingin berhijrah. Ia khawatir bila ada fitnah dan cobaan yang menimpa mereka.
Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi. 2017. Biografi Umar bin Al-Khathab. Pustaka Al-Kautsar : Jakarta. hlm. 31
Leave a Reply