TANGERANG SELATAN (8/6/2023) Siapa yang tak kenal jargon ‘Pendidikan Sepanjang Hayat’? Yah, Pendidikan memang sepanjang hidup manusia, bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akan dimulai segera setelah anak lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia.
Pendidikan formal di sekolah merupakan sebuah keharusan setidaknya bagi kelanjutan jenjang selanjutnya. Bahkan pendidikan dianggap sebagai salah satu jalan keluar dari kemiskinan. Namun pendidikan tidak luput dari masalah, diantaranya yakni masih tingginya angka putus sekolah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, angka putus sekolah di Indonesia meningkat di seluruh jenjang pendidikan. Tercatat sebesar 1,06% angka putus sekolah di jenjang SMP pada 2022, presentasi tersebut meningkat 0,16% poin dari tahun 2021 sebesar 0,90%. (Kompas,4/3/2023).
Bagaimanapun juga setiap anak Indonesia berhak mengenyam pendidikan, namun tidak semua mempunyai kesempatan yang sama. Indah (16 th) misalnya, anak ketiga dari Ibu Nurtiwen (53 th) yang tinggal di Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Cerita sebelumnya, Indah merupakan anak bungsu dari Bu Nurtiwen (53 th), perempuan Tangguh asal Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Ibu Nurtiwen harus berjuang seorang diri untuk menghidupi keluarga serta sekolah kedua anaknya setelah sang suami meninggal dunia di tahun 2020.
Sungguh pahit memang kondisi nasib pendidikan Indah. Si bungsu harus harus putus sekolah pas Kelas 2 SMP di tahun ini karena kondisi ekonomi keluarga. Selain itu ia juga malu karena usianya sudah lebih tua dari seharusnya.
“Indah ini rajin banget ke masjid buat ngaji, dia doang anak remaja disini yang masih rajin ngaji. Dia ngalah demi abangnya bisa sekolah dan dia malu juga kaerna usianya udah termasuk lewat 3 tahun dibanding teman-temannya yang lain. Dia mau ikut sekolah paket, nanti kalau abangnya sudah dapat kerja biar bisa biayain,” ujar ibu Nurtiwen dengan suara lirih.
Sekali lagi, pendidikan hak semua anak termasuk Indah. Keadaan ekonomi keluarga dan masalah psikis usia semestinya ada solusi ke depannya.
Program Proteksi Keluarga Mustahik IZI terus berkomitmen bersama para donatur membantu Pendidikan anak-anak yang kurang beruntung. Kolaborasi semua pihak merupakan keniscayaan agar semua bisa mengenyam pendidikan.
Leave a Reply