JAKARTA – Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang potensial untuk dapat dikembangkan di Indonesia dan meningkatkan perekonomian bagi yang mengelolanya, hal inilah yang membuat UPZDK PermataBank Syariah dan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) bekerja sama di tahun kedua untuk meluncurkan program Smartfarm Academy dengan konsep Kampus Smartfarm di Desa Kutawuluh, RT.01/RW.05, Tinembang, Dusun Gagot, Kec. Purwanegara, Kab.Banjarnegara (15/09/2021).
Kampus Smartfarm Academy adalah program di bidang pertanian bagi petani ataupun orang yang ingin menggeluti bidang pertanian, diutamakan bagi generasi milenial yang belum memiliki pekerjaan tetapi memiliki kesungguhan di bidang pertanian. Program ini meliputi pelatihan pertanian, penyuluhan, pengembangan, pemberian modal, pemasaran dan pendampingan, baik itu pendampingan pertanian maupun pendampingan keislaman melalui kurikulum-kurikulum pengembangan pertanian yang telah disusun.
Program ini mengakomodir proses pertanian dari hulu sampai ke hilir dimana penerima manfaat akan mendapatkan berbagai bantuan dan fasilitas di bidang pertanian, dan ketika program telah selesai, penerima manfaat akan dinilai oleh indikator keberhasilannya sesuai kurikulum sehingga siap disebar di beberapa wilayah untuk mengembangkan daerahnya.
Feddy Fadilah selaku Wakil Ketua UPZDK PermataBank Syariah menyampaikan “ini adalah program kami yang kesekian kalinya dengan IZI, dan ini menjadi bagian dari 6 pilar program UPZDK PermataBank Syariah dalam penyaluran dana zakat, yaitu dalam pilar pemberdayaan masyarakat, program ini merupakan program kebanggaan kami yang kami anggap ini sebagai program yang sukses sehingga kami lanjutkan di tahun ini dan kedepannya”
Feddy juga menjalaskan bahwa “sebagai negara agraris terdapat 3 anugerah yaitu sinar matahari secara gratis, lalu ada hujan, dan terakhir tanah Indonesia yang sangat subur, dengan melihat anugerah ini kami melihat program Smartfarm yang digulirkan oleh IZI itu sangat tepat untuk mengatasi problem masyarakat kita, kedepannya bisnis yang akan langgeng itu adalah yang berbasis pertanian, dan Indonesia adalah negara yang paling potensial untuk mengembangkan bisnis pertanian, mari kita sama – sama kembangkan potensi ini sebagai upaya kita untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar – besarnya khsusnya untuk masyarakat di Banjarnegara, kami juga berharap kedepannya juga bapak ibu penerima manfaat suatu saat bisa menjadi muzzakki yaitu orang-orang yang bisa mehyalurkan zakatnya”.
Nana Sudiana menyampaikan “Banjarnegara telah memasuki tahun kedua. Di tahun pertama, Program Smartfarm di wilayah ini berhasil membina dan mendampingi sebanyak 30 petani. Khusus di tahun yang kedua, program ini memasuki fase pengembangan dengan konsep Kampus Smartfarm, konsep ini akan menjadikan wilayah program di Banjarnegara menjadi pusat pelatihan yang terpadu”.
“Mudah-mudahan ini menjadi sebuah kontribusi yang sangat baik bagi pahala yang akan mengalir di akhirat nanti, juga kebaikan dan keberkahan dan kesejahteraan bagi para petani binaan kami yang akan segera menjadi bagian dari dunia zakat yang kita kelola bersama” tambahnya.
Riyadno selaku Fasilitator Nasional Program Smartfarm IZI menjelaskan asal-usul dan tujuan adanya Kampus Smartfarm Academy “awalnya kami berpikir bagaimana agar ide ini bisa berjalan menjadi ide yang lebih besar, yang tadinya kita hanya ingin melakukan pelatihan dan sifatnya sebagai program saja, ini adalah tantangan baru bagaimana membuat pusat pelatihan melalui Kampus Smartfarm Academy, harapannya nanti tersebar di 33 provinsi dimana Kampus Smartfarm Academy di Banjarnegara ini adalah yang pertama, kurikulumnya terdiri dari tingkatan – tingkatan untuk memberdayakan petani yang dilaksanakan selama 3 bulan dimana mereka dibina di Kampung Gagot ini dan dilihat seberapa besar potensi pertaniannya dan dari sisi apanya dia dapat dikembangkan di pertanian tersebut, sehingga nanti mereka akan siap disebar di beberapa titik-titik Smartfarm yang ada di Banjarnegara yang terdiri dari 4 sampai 5 kecamatan dimana saat ini total sudah ada 70 peserta di Banjarnegara, baru setelah itu mereka akan disebar ke daerah-daerah Smartfarm lainnya dimana indikator keberhasilannya adalah mereka paham dan mempunyai ide dalam bentuk proposal di bidang pertanian yang nanti akan digunakan di daerahnya”.
Leave a Reply