JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) bersama Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) menandatangani program KUA Percontohan Ekonomi Umat Tahun 2022 di Jakarta, pada Senin (25/7/2022).
Program ini merupakan program lanjutan dari tahun sebelumnya dalam meningkatkan perekonomian umat melalui pemberdayaan dana zakat
Zainut Tauhid Sa’adi selaku Wakil Menteri Agama menyampaikan bahwa program KUA Percontohan Ekonomi Umat memperkuat tugas dan fungsi KUA di bidang zakat dan wakaf yang berprinsip kepada aktivitas proaktif, edukatif, kolaboratif, empowering, dan akuntabel.
Sementara itu Kamaruddin Amin selaku Dirjen Bimas Islam Kemenag menyampaikan bahwa program KUA Percontohan Ekonomi Umat bertujuan untuk menjadikan KUA sebagai etalase Kemenag di tingkat Kecamatan dalam pengembangan dan pemberdayaan ekonomi umat berbasis komunitas/keluarga melalui pemanfaatan dana APBN/APBD, serta dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS).
Adapun target penerima manfaat dari program KUA Percontohan Ekonomi Umat adalah keluarga muda atau calon pengantin, pengusaha yang terdampak pandemi Covid-19, kaum duafa yang memiliki potensi ekonomi, serta kelompok binaan Penyuluh Agama Islam.
Dalam program ini penerima manfaat akan mendapat bantuan modal sebesar 10 juta Rupiah beserta pendampingan dan pelatihan.
Kegiatan ini melibatkan perwakilan Kanwil Kemenag Provinsi, Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, Kepala KUA yang menjadi Percontohan Ekonomi Umat, penerima manfaat KUA Percontohan Ekonomi Umat, Nazir penerima bantuan wakaf produktif, serta sejumlah stakeholder pendamping program Inkubasi Wakaf Produktif dan KUA Percontohan Ekonomi Umat.
Salah satunya yang berhasil ada di KUA Kecamatan Sewon yaitu Tri Rokimawati, pemilik usaha Batik Aisha yang tidak hanya mendapat pesanan dari Tanah Air, namun juga dari negeri jiran seperti Malaysia dan Singapura.
Hal itu, menurutnya, berkat pelatihan dan pendampingan dari LAZ Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dan tim Penyuluh Agama Islam KUA Sewon.
Tri menambahkan, saat Ramadhan 2022 lalu, ia berhasil meraup omzet hingga puluhan juta rupiah karena ramainya permintaan untuk membuat pakaian batik dan kebaya.
“Ilmu yang paling bermanfaat buat saya dari pelatihan ini, yakni kemampuan untuk melakukan digital marketing. Karena kita bisa memasarkan produk hingga ke luar negeri,” ungkap Tri.
Leave a Reply