Beberapa hari sebelumnya salah seorang warga perkampungan Tompu Sulawesi Tengah menghubungi Tim Dai Penjuru Negeri Inisiatif Zakat Indonesia, meminta kehadiran untuk membersamai para warga Mualaf. Meski salah satu Dai yang dimaksud ternyata berhalangan hadir, namun hal tersebut terus diusahakan oleh Tim Inisiatif Dai demi bercengkrama dengan mereka, para warga Mualaf di Tompu.
Akhirnya, beberapa anggota tim yang sudah terjadwal pada hari itu, tetap tempuh perjalanan dengan menyusuri rute terjal menuju perkampungan Tompu. Bersyukur cuaca saat itu cerah sehingga jalan yang dilalui begitu mudah dan cepat sampai tujuan.
Suasana warga diperkampungan Tompu hingga kini tidak juga berubah. Orang Tompu sendiri atau To Ritompu -demikian warga sekitar biasa menyebut dirinya– adalah sub Suku Kaili yang menggunakan bahasa Kaili berdialek Ledo. Pemukiman mereka tersebar di beberapa Boya (kampung), puncak gunung sebelah Timur Kota Palu. Secara administrasi, tempat ini terletak di Desa Ngata Baru, Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Dalam hal pengelolaan sumber daya alam, orang Tompu masih mengandalkan tradisi perladangan padi. Sebab menurut keyakinan mereka, padi itu adalah merupakan jelmaan leluhur yang harus selalu di jaga. Kisah tentang asal-muasal padi ladang itu, menurut salah satu warga setempat, bermula dari cerita sepasang suami isteri yang hidup di Tompu. Mereka memiliki dua orang anak, laki dan perempuan. Suatu ketika dua orang anaknya itu menangis minta makan.
Artinya kondisi tersebut menggambarkan hingga sekarang masih banyak masyarakat Tompu yang membutuhkan siraman Keislaman. Karena di wilayah yang menjadi lokasi penyebaran Dai IZI, salah satunya di Tompu, masyarakatnya termasuk cukup banyak yang memutuskan memeluk Islam.
Hingga suatu ketika, mereka, warga sekitar selalu antusias menyambut dengan penuh kegembiraan dan persaudaraan yang hangat. Rasa syukur dan gembira yang mereka rasakan terlihat dari kemasan acara. Meski sederhana yang mereka buat, akan tetapi tetap padat dikunjungi warga.
Acara saat itu diawali dengan pembacaan doa bersama, penyampaian materi dengan kemasan humor yang diakhiri dengan makan bersama.
Perlu diketahui, yang mahal bagi tim dai IZI adalah persaudaraan yang terasa erat dengan mereka, kami dan warga berbincang tentang kondisi Medan Dakwah dan Syiar Islam diperkampungan Tompu. Selain itu menyoal pembangunan masjid yang sedang berjalan sekarang ini, sehingga dalam diskusi panjang tercetuslah ide untuk terus menghidupkan suasana Keislaman di perkampungan melalui adanya acara yang rutin.
Memang yang menjadi salah satu kekurangan adalah terbatasnya fasilitas. Masjid kecil yang terletak di perkampungan ini adalah benar-benar terbatas sarana dan prasana, sehingga segala aktifitas ibadah tidak bisa menjangkau khalayak yang lebih jauh.
“Harapannya semoga para donatur tergugah hatinya untuk bantu bersama menggelorakan syiar Islam di perkampungan Tompu ini.” pungkas salah satu warga kepada Tim Dai IZI pada Selasa (31/7) di Tompu.
IZI Sulteng
Leave a Reply