“Seorang pandir (bodoh) yang suka berderma lebih disukai Allah daripada ahli ibadah yang bakhil (pelit).” (HR.Tirmizi).
Ternyata Allah lebih menyukai seorang yang dermawan sekalipun ia bodoh, daripada seorang ahli ibadah namun bersifat bakhil. Hadits di atas seharusnya menampar kita yang merasa sudah banyak beribadah namun susah sekali mengeluarkan uang untuk sedekah; “Hati-hati… jangan-jangan Allah membenci kebakhilanmu.”
Dalam riwayat yang lain disebutkan:
“Maafkanlah kesalahan orang yang murah hati (dermawan). Sesungguhnya Allah menuntun tangannya jika dia terpeleset (jatuh). Seorang pemurah hati dekat kepada Allah, dekat kepada manusia dan dekat kepada surga. Seorang yang bodoh tapi murah hati (dermawan) lebih disukai Allah daripada seorang alim (tekun beribadah) tapi kikir.” (HR. Ath-Thabrani)
Tidak ada jaminan seorang yang banyak beribadah lantas terjauh dari api neraka, jika ia adalah seorang yang bakhil alias pelit… sangat mungkin ibadahnya tidak diterima oleh Allah, karena rajinnya ia beribadah tidak membekas dalam akhlaknya.
“Rajin beramal lagi kepayahan, namun, memasuki api yang sangat panas (neraka).” (QS. Al-Ghasyiyah: 3 – 4).
Astaghfirullahal’adzim, iringilah kerajinan kita beramal ibadah dengan kerajinan kita beramal shalih untuk sesama. Sesungguhnya amal ibadah yang kita lakukan seperti shalat, puasa, berdzikir, membaca quran, bisa terlihat diterima oleh Allah atau tidaknya dari perubahan akhlak yang kita alami.
Jika dengan rajin shalat sunah siang-malam lantas kita menjadi lebih dermawan, murah hati, pemaaf terhadap kesalahan orang lain, in syaa Allah amalan ibadah kita tersebut berpotensi besar diterima oleh Allah, namun jika tidak… kita shalat tapi tetap saja pelit bersedekah, jangan-jangan amal ibadah yang kita lakukan hanyalah semakin menjauhkan diri kita dari-Nya.
Dalam surah Al-Maa’uun disebutkan bahwa orang yang melakukan shalat pun bisa menjadi celaka, yakni jika ia enggan menolong orang lain dengan memberikan barang berguna.
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al Maa’uun: 1-7).
IZI-ers, moga Allah memberikan kita hati yang lapang dan tangan yang mudah untuk bersedekah, menjadi dermawan tidaklah sulit jika kita telah memahami manfaat besarnya, dan jika kita telah menyadari bahwa sejatinya kita tidak memiliki apapun selain titipan Allah saja. Mengapa kita enggan membelanjakan titipan Allah tersebut di jalan-Nya? (SH)
Leave a Reply