Sahabat IZI, shalat tarawih adalah salah satu ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan selama bulan Ramadan. Ibadah ini menjadi momen istimewa karena dikerjakan pada bulan suci. Oleh karena itu, shalat tarawih sebaiknya tidak ditinggalkan agar dapat memperoleh keutamaan yang telah dijanjikan bagi orang-orang yang menghidupkan malam-malam Bulan Ramadan.
Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah menjelaskan, “Ketahuilah bahwa seorang mukmin melakukan dua jihad pada bulan Ramadan. Jihad pertama adalah jihad pada diri sendiri di siang hari dengan berpuasa. Sedangkan jihad kedua adalah jihad di malam hari dengan shalat malam. Siapa yang melakukan dua jihad dan menunaikan hak-hak berkaitan dengan keduanya, lalu terus bersabar melakukannya, maka ia akan diberi ganjaran di sisi Allah dengan pahala tanpa batas (tak terhingga).” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 306)
Shalat tarawih memiliki perbedaan dengan shalat lainnya, terutama dalam jumlah rakaatnya. Shalat ini dilakukan setelah shalat Isya dengan jumlah rakaat yang bervariasi, yaitu umumnya 11 atau 23 rakaat. Selain itu, shalat tarawih lebih utama dilakukan secara berjamaah di masjid, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dan para sahabat sepeninggal beliau.
Namun, ada kalanya seseorang tidak dapat melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid. Dalam kondisi seperti ini, shalat tarawih tetap dapat dilakukan sendiri di rumah. Pelaksanaannya tidak berbeda jauh dengan shalat tarawih berjamaah, hanya dilakukan secara individu.
Tata Cara Shalat Tarawih
- Niat shalat tarawih sesuai dengan jumlah rakaat yang akan dikerjakan.
- Takbiratul ihram, lalu membaca doa iftitah.
- Membaca surah Al-Fatihah, diikuti dengan surah lainnya.
- Rukuk, i’tidal, sujud dua kali, duduk di antara dua sujud, lalu berdiri kembali.
- Setiap dua atau empat rakaat diakhiri dengan salam, kemudian dilanjutkan hingga jumlah rakaat yang diinginkan selesai, yakni 8 rakaat atau 20 rakaat.
Setelah shalat tarawih, disunnahkan untuk melaksanakan shalat witir. Shalat witir dilakukan dalam jumlah rakaat ganjil, yaitu satu, tiga, atau lebih. Shalat witir bisa dilakukan dengan satu kali salam setelah tiga rakaat atau dengan dua rakaat salam, kemudian satu rakaat salam.
Menghidupkan malam hari Bulan Ramadan dengan shalat tarawih, baik dengan berjamaah maupun sendiri, tidak lain adalah bentuk pengamalan dari sabda Nabi SAW:
مَن قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا واحْتِسَابًا، غُفِرَ له ما تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ.
“Barang siapa yang menunaikan salat malam di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari 37, Muslim 759).
Dengan demikian, shalat tarawih menjadi salah satu amalan istimewa yang sebaiknya dijaga selama bulan Ramadan. Ibadah ini bukan sekadar rutinitas, tetapi merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah serta meraih keutamaan yang dijanjikan. Baik dilakukan secara berjamaah di masjid maupun sendiri di rumah, shalat tarawih tetap membawa keberkahan dan pahala yang besar. Dengan menunaikannya dengan penuh keimanan dan keikhlasan, seorang muslim berpeluang mendapatkan ampunan dari Allah atas dosa-dosa yang telah lalu. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan momen Ramadan ini untuk meningkatkan kualitas ibadah dan memperbanyak amal kebaikan, agar mendapatkan ridha-Nya serta menjadi pribadi yang lebih baik setelah bulan suci ini berlalu.
Leave a Reply