JAWA TIMUR – Bila melihat sekilas sosoknya, kita tak akan menyangka bahwa anak muda ini tak lama lagi menjadi seorang ayah. Ia juga seorang pebisnis sukses yang secara serius merintis bisnis jual beli spare parts sepeda motor. Dengan statusnya yang masih mahasiswa semester 5 di Jurusan Teknik Informatika, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA), Ali, begitu ia dikenal, namun Ali memang bukan mahasiswa biasa.
Nama lengkapnya, Ali Wafa Rahman, anak muda ini lahir di Bangkalan, Madura, 21 tahun lalu. Ia salah satu penerima “Program Beasiswa Mahasiswa IZI” angkatan 2019. Walau awalnya Ali terlihat anak udik, yang mengaku kaget saat harus hidup di kota sebesar Surabaya, ia bahkan mengaku anak kampung yang lebih suka sawah, sungai dan kebun sekitar rumahnya.
Sejak pertama kali meninggalkan rumah dan kuliah di Sidoarjo, Ali bertekad merintis kesuksesan dan kemandirian dalam hidupnya. Nah, mimpi Ali ini seakan menemukan momentumnya saat ia diberitahu temannya ada peluang untuk bergabung menjadi mahasiswa peserta program Beasiswa Mahasiswa Tahfidz IZI.
Dengan mengikuti sejumlah seleksi, singkat cerita, Ali akhirnya diterima sebagai salah satu penerima program Beasiswa Mahasiswa IZI. Ali juga akhirnya berada di asrama mahasiswa bersama teman-teman seangkatannya, juga ditemani pendamping yang akan mengawal dan menjadi fasilitator kegiatan mereka di asrama.
Belajar sambil Bekerja
Sejak awal Ali merasa ia harus mandiri, tekad ini yang juga dikuatkan dengan kenyataan bahwa ia lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang sederhana, bahkan nyaris masuk kategori keluarga kurang mampu. Dengan kenyataan ini, Ali terpacu untuk berbisnis sekaligus merintis jalan kemandirian dalam hidupnya.
Selama menjalani aktivitas di asrama, Ali kata para pengelola Beasiswa IZI termasuk yang rajin, berprestasi dan sering membantu teman-temannya. Ali juga secara sungguh-sungguh belajar menghafal Al Qur’an, selama 2 tahun masa pembelajaran di Asrama Mahasiswa BESMA IZI, Ali mampu menyelesaikan hafalan 7 Juz Al-Qur’an.
Dalam rentang 2 tahun masa kuliahnya, Ali mengaku mengandalkan support dari Program BESMA IZI. Sambil ia juga tak henti terus merintis bisnis spare parts motornya. Ia menjalin banyak relasi demi untuk meningkatkan dan memperluas jejaring bisnisnya.
Saat ini, Alhamdulillah, Ali semakin maju bisnisnya, bahkan ia sudah bisa membiayai kuliahnya sendiri, walau telah selesai sebagai mahasiswa penerima Beasiswa Mahasiswa IZI, Ali tak lupa pada IZI, kini ia memilih menjadi relawan IZI dan menjadi bagian pengembangan program-program pemberdayaan, termasuk ia juga fokus untuk menjadi Tim Pengelola Beasiswa Mahasiswa IZI.
Setelah merintis jalan bisnis, Ali semakin yakin bahwa urusan rezeki itu selain soal do’a, juga soal kesungguhan dalam ikhtiar mencarinya. Dengan tetap fokus menyelesaikan kuliahnya, Ali juga sesuai arahan dan nasihat orang tuanya, Ia harus terus kerja keras untuk bisa menjadi seorang sarjana sekaligus pengusaha yang Islami.
Tekad Ali untuk mandiri, juga berbuat baik membantu banyak orang, semakin menguatkan tekadnya untuk bisa hidup lebih baik. Inilah yang mendorongnya memutuskan untuk segera menikah demi bisa menjaga diri dan menjauhkan dari berbagai kemaksiatan dunia. Ali merasa, ia butuh kehadiran seorang istri untuk mendukung dan menguatkan cita-cita dan perjuangan-nya selama ini. Ia membutuhkan teman sejati, juga memastikan adanya penerus hidupnya berupa buah hati yang kelak mendoakannya.
Kini, hampir setahun Ali telah mempersunting seorang gadis dari Solo sebagai Istrinya. Ia juga sedang menantikan kelahiran buah hati beberapa bulan ke depan. Sejak awal Ali memang pemberani, ia bukan mahasiswa biasa. Ketika pemuda seusianya masih asyik kuliah sambil main game mobile, bahkan sebagian hura-hura di kafe-kafe dan warung kopi, Ali justru berani mengambil resiko dengan menikah dini sambil terus menempuh pendidikannya di kampus.
Saat kami tanya, apalagi mimpimu yang hendak kamu wujudkan? Ia dengan senyum menjawab : “impian saya dan saudara saya yakni bisa memberangkatkan kedua orangtua kami ke Tanah Suci untuk melaksanakan umroh,” terang Ali Wafa.
Hari-hari ini Ali semakin sibuk, ia juga semakin aktif membantu program-program IZI di Jawa Timur. Ia juga bertekad terus membantu IZI, juga menjadi muzakki IZI dan berharap menjadi manusia berguna untuk sesama (Arman/Nana Sudiana/IZI).
Leave a Reply