Sulawesi Selatan – Fahrul, Pasien menetap di RSP IZI Sulsel dari lahir mengalami gangguan Atresia Ani (bayi lahir tanpa anus), setelah tiga kali operasi dan perawatan, ia memiliki lubang anus. Namun, kedua orang tuanya harus berlapang dada karena sang anak divonis terjangkit Cytomegalovirus (CMV) menyebabkan pembengkakan di otak, kelainan mata dan gangguan pendengaran. Kondisi ini menyebabkan Fahrul terancam buta dan tuli.
“Alhamdulillah waktu itu dapat bantuan operasi gratis. Alhamdulillah kali ini Fahrul juga mendapat bantuan tempat tinggal di RSP IZI Sulsel, sangat bersyukur dengan kemudahan yang diberikan,” jelasnya, sang ayah, Saldi Ariono, Senin (23/10/2023).
Meskipun sang ayah, hanya berprofesi sebagai petani sayur di ladang bukan miliknya, tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berjuang demi kesehatan sang anak.
Sang Ayah, menyebut putranya harus minum obat virus ini 6-7 minggu tidak boleh putus. Dokter menyarankan ke rumah sakit tingkat B dikarenakan obatnya habis sedangkan jika beli di apotik luar harganya mencapai Rp400 ribu per butir. Ia melanjutkan, obat inveksi virus ini harus dikonsumsi Fahrul 5 butir selama sepekan tanpa putus.
“Langkah yang bisa ditempuh saat ini hanya terapi bicara dan berjalan sambil menunggu ketersediaan obat di rumah sakit,” ujar Saldi.
Leave a Reply