Namanya Paridah, seorang perempuan berusia 46 tahun yang berasal dari Desa Labuhan Bilik, Kabupaten Labuhan Batu. Ia terserang penyakit langka (Burger Disease) yang belum ada obatnya, karena akibat asap rokok berlebihan.
Cerita dari Ibu Paridah kepada Tim Rumah Singgah Pasien (RSP) Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Sumatera Utara (Sumut) ini menurutnya berawal dari hal sepele.
“Awalnya sangat sepele, ketika saya membersihkan kamar mandi, waktu itu saya sedang hamil 3 bulan, jari telunjuk kanan saya terluka karena tertusuk bros hitam pembersih kamar mandi, luka terasa gatal sekali, langsung saya kompres pakai air panas,” ungkap ibu Paridah.
Empat bulan luka tak kunjung sembuh, kaki kesemutan dan sakit saat menapak. Dokter dari Puskesmas terdekat dan ahli pengobatan alternatif menduga, Ibu Paridah terkena penyakit diabetes. Namun saat diperiksa, glukosa darahnya normal. Hingga Ia dirujuk ke ahli bedah vaskuler RSUD Rantau Parapat.
Sesampai di RSUD, pihak Medis mendiagnosa ibu Paridah mengidap penyakit dengan nama medis Buerger Disease, yang menimbulkan radang pada ruas-ruas jari kaki atau tangan. Jaringan yang terserang membusuk dan akhirnya mati. Karna alat dan penangangan semacam ini tak mendukung di RSUD, Ibu 11 anak ini di rujuk langsung ke Bedah Onkologi RSUP H. Adam Malik Medan.
Saat di RSUP H Adam Malik Medan, kehamilan anak keempat belasnya ini sudah menginjak usia 8 bulan.
“Saya langsung ditindak operasi caesar untuk menyelamatkan nyawa anak saya agar penyakit yang saya derita tidak menurun ke janin yang saya kandung ini. Alhamdulilah anak saya sehat dan selamat,” tutur ibu Paridah.
Setelah beberapa hari diistirahatkan dari operasi caesar, jari tangan Ibu Paridah terus membusuk sakitnya seperti ingin saja cepat diamputasi. Ini penyakit langka. Di RSUP H Adam Malik, dokter mengatakan untuk beberapa tahun belakangan ini satu-satunya pasien dengan penyakit tersebut.
Bahayanya Tar dan Nikotin pada Asap Rokok
Menurut ilmu kedokteran, penyakit Buerger Disease akibat tubuh tidak kuat terhadap nikotin (alergi asap rokok).
“Awalnya saya tidak percaya. Banyak yang merokok tapi tidak kena penyakit ini, namun saya yang sering kena asap rokok yang terserang penyakit langka ini. Sebelumnya dokter pernah memperlihatkan kepada saya dan suami saya, dampak orang yang kena penyakit ini, jari kaki dan tangannya akan habis karena tidak mau berhenti merokok,” ungkap Ibu Paridah.
Setelah beberapa ruas jari tangannya hitam membusuk dan melepuh hingga sakitnya mulai pindah ke tangan kiri, semenjak itu suami ibu Paridah mulai mengurangi rokoknya dan berhenti merokok didekatnya. Itu selang beberapa bulan sejak ia terdiagnosis dari penyakit langka ini (April, 2018).
Dari wawancara singkat Ibu Paridah mengungkapkan gejala yang timbul dari penyakit langka ini yakni ruas jari yang diserang membengkak merah, lalu menghitam dan keras. Dagingnya mati rasa dan mengelupas tinggal tulang. Menurutnya terasa ingin copot sendiri, awalnya juga terasa gatal di ujung jari seperti digigit nyamuk, kesemutan, panas seperti kena bara.
Dari proses peradangan yang membusuk, waktunya sekitar 4 bulan. 3 bulan pertama adalah waktu terberat. “Tidur paling satu jam, sambil duduk. Mata ngantuk, tapi nggak bisa tidur saking sakitnya,” papar Korban Perokok Pasif ini saat beristirahat di Rumah Singgah Pasien (RSP) Yayasan Baitul Maal (YBM) Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Sumatera Utara (Sumut).
Obat pereda sakit dan antibiotik dari dokter, tak banyak membantu. Penyempitan pembuluh darah akibat peradangan, membuat efek obat tidak sampai ke sasaran. Minum obat tidur, rasa kantuk kalah oleh rasa sakit yang dialami.
Kini 9 bulan dari terserang penyakit ini, beberapa ruas jari tangan kanan-kiri sudah diamputasi dua kali.
“Kambuh biasanya tanpa sebab, kambuh begitu saja,” kata Ibu Paridah.
Belum ada obat untuk penyakit ini. Ibu Paridah minum obat pengencer darah, pelebar pembuluh darah dan antibiotik. “Obat ada pengaruhnya. Penyerapannya lambat karena aliran darah tidak lancar. Sekarang rasa panasnya tidak seperti dulu,” tambah wanita yang sekarang menjadi penghuni RSP.
Dari kejadian tersebut banyak hal yang bisa kita petik dari kisah diatas :
Stop rokok! Sayangi diri anda dan keluarga anda. Walau susah, berhentilah perlahan. Label Kalimat “Merokok Membunuhmu” sudah menjadi fakta pilunya kisah ibu Paridah.
Penulis: Windi IZI Sumut
Editor: Ricky IZI Pusat
Leave a Reply