Betapa bahagianya sebagai orangtua, apalagi seorang ibu saat melahirkan sang buah hati. Suka duka mengandung selama 9 bulan lebih tak terasa saat suara tangis bayi terdengar. Namun, situasi dapat berubah sebaliknya saat sang bayi ternyata menderita Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
Ibu Yayu (38 th) mengungkapkan tidak ada hal-hal aneh ketika masa kehamilan. Pun tidak terpikir bila sang bayi yang dilahirkan Oktober 2018 akan menderita Penyakit Jantung Bawaan (PJB). Ibu Yayu merasa keluarganya tak memiliki riwayat sakit jantung ataupun kondisi genetik tertentu.
Muthia Haq (4 th) didiagnosa dokter menderita PJB tepat saat berusia 2 bulan. Pada Maret 2019 Adik Muthia menjalani pengobatan di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta. Pengobatan sempat terhenti di 2020 dikarenakan faktor ekonomi dan pandemi Covid 19.
PJB adalah kelainan pada struktur jantung yang umumnya muncul sejak lahir. Kelainan jantung ini bisa mengubah struktur, susunan arteri, pembuluh darah, dinding jantung, katup jantung, dan hal-hal lainnya terkait fungsi jantung, seperti yang dilansir https://hellosehat.com/.
Menurut https://yankes.kemkes.go.id/, PJB sering disebut dengan istilah ‘Jantung Bocor’. Di Indonesia, 4 bayi lahir dengan kondisi ini setiap jamnya. Per 1000 penduduk terdapat 6 orang menderita PJB. Setiap tahun jumlah penderitanya meningkat 5%, atau setara dengan kapasitas penuh stadion Gelora Bung Karno.
Juni 2022 adik Muthia melanjutkan pengobatan ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Selama 7 hari pengobatan disana bersama kedua orangtuanya tinggai di Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI Yogyakarta. Hasil pemeriksaan ternyata dirujuk kembali ke RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta.
Perlu tenaga dan biaya yang tidak sedikit untuk menghadapi PJB. Pak Alip, ayah dari adik Muthia hanyalah seorang petani dan pekebun di Pangandaran, Jawa Barat. Selama 4 tahun ini ia dan istri tak mau menghitung biaya yang dikeluarkan, yang penting Muthia bisa sembuh.
Secara spesifik, adik Muthia menderita PJB dengan tipe Ventricular Septal Defect (VSD) subaortic pada sekat bilik jantungnya dan Persistent ductus arteriosus (PDA) ventricle. Saat ini sedang diusahakan adik Muthia dapat menjalani operasi pembedahan pada Ventricle Septal Defect.
Mengutip https://pjnhk.go.id/, setiap tahunnya, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita melakukan sekitar 1200 operasi pada PJB dengan berbagai tingkat kompleksitas dengan angka keberhasilan yang cukup tinggi. Kasus terbanyak di bagian Bedah Jantung Anak yaitu pembedahan pada Ventricle Septal Defect memiliki angka keberhasilan diatas 97%.
Tantangan menuju operasi adik Muthia tidaklah mudah. Dibutuhkan biaya untuk pembelian alat yang tidak ter-cover BPJS yang nilainya mencapai 49 juta. Belum lagi hal lainnya agar adik Muthia tetap fit dengan asupan nutrisi yang baik dan istirahat cukup sebelum menjalani operasi.
“Terkadang….saya merasa cape. Tapi bukan semata cape fisik, namun jantung saya juga turut lemah karena setiap saat mendengar rintihan sakitnya Muthia. Alhamdulillah selama di RSP IZI dikuatkan ketika bertemu sesama keluarga pasien yang tetap semangat berobat,” ujar Pak Alip ayah dari Muthia.
Jumat malam, 26 Mei 2023 tim RSP Bandung IZI dengan armada Ambulannya beserta relawan lokal serta tim MI IZI Pusat menjemput adik Muthia di Pangandaran, Jawa Barat. Perjalanan darat ditempuh tim selama 7 jam dari Bandung menuju Dusun Madasari, Desa Masawah, Kec. Cimerak, Pangandaran. Dijadwalkan Senin 29 Mei 2023 adik Muthia menjalani observasi di RS Hasan Sadikin Bandung.
Saat ini adik Muthia menjalani pengobatan di RS Hasan Sadikin Bandung. Adik Muthia sedang menjalani observasi dan pengobatan gigi dan THT sebagai prasyarat menuju operasi besar nantinya. Selama berobat, ia beserta kedua orangtuanya tinggal di Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI di Bandung.
Perjalanan adik Muthia menuju meja operasi dan kesembuhan masih jauh. Dibutuhkan terus kolaborasi berbagai pihak agar ikhtiar untuk kesembuhan adik Muthia tetap berjalan. Takdir memang hak prerogatif Alloh SWT, namun kita sebagai manusia semaksimal mungkin turut berjuang demi senyum adik Muthia Haq di suatu hari nanti.
Leave a Reply