Semenjak Lamongan masuk ke dalam daftar Red Zone wabah virus corona, proses belajar-mengajar seluruh sekolah, madrasah, dan pesantren terhenti. Termasuk di dalamnya Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Ishlah.
Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Ishlah Lamongan berlokasi di Dusun Dati, Desa Pucuk, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Di sebelah selatan rel kereta api yang melintasi wilayah desa Al-Ishlah menjadi satu-satunya TPQ di sana.
TPQ Al-Ishlah berdiri pada tahun 2000, di bawah Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama. Mereka kini sudah mempunyai kurang lebih 70 santriwan-santriwati yang rata-rata masih duduk di sekolah dasar.
Mereka juga memiliki 12 ustaz dan ustazah sebagai pengajar. TPQ yang didirikan oleh Ustaz Ghofur kala lulus dari perguruan tinggi tersebut sudah mempunyai 7 kelas yang memfasilitasi proses belajar mengajar Al-Qur’an.
Selama proses belajar-mengajar, TPQ Al-Ishlah tidak pernah menentukan besaran jumlah iuran dari santriwan-santriwati yang mengaji. Para wali santri memberikan sumbangan seikhlasnya kepada para pengajar yang telah mendedikasikan diri mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak mereka.
Semenjak situasi Pandemi yang disebabkan oleh Virus Covid-19 melanda kabupaten Lamongan, proses belajar-mengajar TPQ Al-Ishlah berhenti sementara sesuai anjuran pemerintah. Perihal ini ditetapkan hingga 1 Juni 2020 besok.
Suasana TPQ yang biasanya riuh dengan lantunan Al-Qur’an tiap hari itu kini seakan hilang. Saban Ashar hingga maghrib sering terdengar lantunan ayat-ayat suci memenuhi wilayah selatan rel kereta api. Namun suasana itu kini menjadi hal yang paling dirindukan warga.
Kondisi tersebut juga berdampak pada pendapatan para pengajar TPQ Al-Ishlah. Dari 14 pengajar, terdapat 7 pengajar TPQ Al-Ishlah yang pendapatannya di bawah 500 ribu rupiah per bulan.
Para pengajar Al-Ishlah rata-rata sebagai pedagang kecil. Ada yang menjual buku, ada yang menjual madu sebagai bentuk ikhitiar memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. TPQ Al-Ishlah sendiri memberikan kafalah untuk para pengajar sebesar 150 ribu rupiah per bulannya.
Namun semenjak pandemi ini, para wali murid yang juga kehilangan mata pencarian sebagai pekerja informal tak lagi dapat membayar iuran meski seikhlasnya. Oleh karenanya, IZI Jatim memberikan bantuan berupa paket kebutuhan pokok kepada para pengajat TPQ Al-Ishlah.
Ustadz Jaenuddin, selaku pengasuh TPQ Al-Ishlah berharap dengan adanya bantuan dari para donatur IZI ini dapat memudahkan kebutuhan pokok para pengajar di tengah krisis yang terjadi.
“Jazakallahu khayr katsir untuk IZI yang berkenan membantu. Semoga IZI semakin lebih baik dan semakin Profesional pada menjadi LAZ di Indonesia,” sambung salah satu pengajar yang memiliki nama lengkap Ahmad Zainuddin itu. (zhazha/izi/ED)
Leave a Reply