Rumah Singgah Pasien (RSP) inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Perwakilan Jawa Timur (Jatim) terlihat sepi dan lengang. RSP yang biasanya dipenuhi tawa dan semangat para penghuninya hari itu tampak sedikit berbeda, ada sedikit aura sedih yang terasa di sana.
Hal ini lantaran pada Minggu dini hari, ada kabar duka yang diterima oleh salah satu pasien RSP, yaitu mas Berly. Pasien asal Kalimantan Timur ini harus menerima sebuah kenyataan pahit, sang Ibu di kampung halaman dipanggil menghadap Allah subhanahu wa taala. Hal yang menyedihkan lagi, Berly dan sang Adik, Hendra tidak bisa pergi untuk melihat sang Ibu untuk terakhir kalinya dikarenakan harus menjalani pengobatan di Surabaya. Ditambah lagi, biaya untuk pulang ke Kalimantan tidaklah sedikit.
Terhitung mulai tanggal 10 Agustus lalu, Berly menjadi salah satu pasien di RSP. Berly yang masih berusia 25 tahun itu menderita penyakit yang tak pernah diduganya, yaitu pecahnya pembuluh darah di belakang mata yang menyebabkan timbulnya benjolan di bawah kelopak matanya. Hal itulah yang menjadi alasan Berly harus mejalani pengobatan di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
Selama merasakan sakit yang dideritanya, Berly belajar mengenal arti sebuah kata “sabar dan syukur”. Menurutnya, sabar dan syukur adalah suatu kata yang mudah untuk diucapkan, namun begitu sulit untuk dijalankan.
Selama sakit ini, Berly juga menyadari betapa mahalnya kesehatan.
“Setiap orang pasti sedih ketika diuji sakit seperti saya, namun saya berusaha untuk tetap sabar dan selalu mensyukuri semuanya. Banyak orang yang mungkin ketika sehat tidak dekat dengan Allah, namun baru ketika diberi sakit ia mendekat kepada Allah. Mungkin dengan adanya nikmat sakit ini, cara Allah untuk membuat saya dekat dengan-Nya.” cerita Berly pada September lalu di Surabaya.
Tentu saja pernyataan Berly adalah sebuah kalimat penuh hikmah yang menohok kita semua yang sering lupa bersyukur karena masih merasakan nikmatnya sehat.
Kabar berpulangnya sang Ibu tentu saja membuat Berly sangat bersedih, apalagi meninggalnya ini tiba-tiba. Kesedihan Berly bertambah lantaran Ia tidak mampu menghadiri pemakaman Ibunya. Namun satu kata yang mampu menguatkanya kembali, yaitu “sabar”. Kata-kata sabar menjadi sebuah motivasi tersendiri baginya disaat ujian datang menerpa. Hal tersebut terbukti, selama Tim IZI Jatim mewawancarai Berly selalu tersenyum dan mampu menutupi kesedihan yang dirasakannya.
“Kita harus mensyukuri semua keadaan yang diberikan Allah saat ini, baik itu sakit, sehat, sedih maupun bahagia. Jangan terlalu terlena dengan kesehatan, nanti ketika sakit barulah kita merasakan betapa mahalnya nikmat kesehatan.” kata Mas Berly dengan tersenyum.
Adanya RSP IZI bagi Berly sangat membantu dalam menjalani proses pengobatan dirinya.
“Saya sangat terbantu dengan adanya RSP IZI ini, karena semuanya, dari mulai tempat tinggal, makan, dan transportasi telah ditanggung. Sehingga kami para pasien disini bisa fokus dalam proses penyembuhan saja.” katanya.
Begitulah, lagi-lagi kita diingatkan tentang kehidupan dari sosok seperti mas Berly ini. Begitu Allah menyayanginya dengan memberikan ujian ini karena bersama dengan ujian ini, kedekatannya dengan Allah semakin kuat. Kita yang sehat ini patut bertanya tanya, “Apakah Allah menyayangi kita sama seperti Allah menyayangi mas Berly?”
Penulis: Tim IZI Jatim
Editor: Ricky IZI Pusat
Leave a Reply