Begitu kotak ZakatGame dibuka, para peserta kajian “Let’s Talk & Make Gelato” mengingat kembali permainan papan bernama Monopoli. Mereka tampak antusias ingin mengenal lebih dalam permainan zakat ini bersama anak-anaknya, sehingga permainan pun segera digulir.
Kegiatan ini diikuti sekitar 40 orang yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak. Mereka belajar banyak mengenai perihal Zakat ini tanpa perlu didikte sekaligus mempererat hubungan keluarga atau juga sesama tetangga.
“Jadi kalau saya dapat 10 sapi, saya musti mengeluarkan zakat, mas?” Tanya ibu Yunia yang baru saja berhasil menjawab kuis seputar zakat.
“Tunggu sampai dapat 30 sapi bu, baru wajib keluar zakat satu sapi,” kami menerangkan.
Anehnya, rumus nisab zakat yang sangat matematis itu tidak membebani ibu Yunia dalam bermain. Ia malah semakin penasaran, lalu lanjut bermain sambil tertawa.
Ibu Sari dan Ibu Yunia adalah peserta permainan ZakatGame yang sedemikian antusiasnya sehingga menjadi peserta paling banyak berzakat. Oleh karenanya, kami dari tim IZI memberikan hadiah menarik kepadanya.
Dalam permainan ZakatGame ini yang dinilai sebagai pemenang bukanlah siapa yang paling banyak mengumpulkan uang, tetapi yang paling banyak mengeluarkan zakat, memang.
ZakatGame dilaksanakan selama 30 menit di penghujung kajian yang diselenggarakan oleh komunitas Yuk Ngaji Muda Bintaro. Sebelum permainan edukasi ini dilangsungkan, masukan mengenai nilai-nilai agama dalam keluarga disampaikan oleh Psikolog Uliie, dan Tere, seorang public figure.
Di dalam kajian ini juga melibatkan anak-anak. Di saat orangtua mereka mendengarkan pesan-pesan bijak tentang mendidik anak, buah hati mereka asyik membuat Rose Gelato di ruangan lain, dengan dibimbing oleh salah satu pengurus Yuk Ngaji Muda Bintaro.
Leave a Reply