Termaktub dalam Al-Qur’an Surah Ali-Imran ayat 35, “… ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Adalah ayat yang mengisahkan seorang istri yang tengah mengandung anak keduanya, Hana namanya. Seorang istri dari keluarga yang disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai keluarga terbaik setelah keluarga Ibrahim (Ali-Imran: 33). Leluhur serta saudaranya adalah para nabi, begitu pula dengan cucunya, Isa ‘alaihissalam. Allah menjadikan kisah istri Imran sebagai pengingat bagi kaum Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahwa kisah mahsyur tersebut mencerminkan betapa pentingnya pendidikan bagi seorang ibu saat berbadan dua.
- Candra Damayanti, SpOG menuturkan, “Saat hamil, seorang wanita memerlukan perhatian khusus selain ketenangan pikiran, di antaranya asupan gizi untuk perkembangan janin dalam kandungan.” Karena terkadang, apa yang diperlakukan sang ibu selama hamil sedikit banyak akan berpengaruh terhadap janin.
Melonjaknya kenaikan Angka Kematian Ibu (data Departemen Kesehatan RI tahun 2014) di Indonesia dari 2007 ke tahun 2012 yakni dari 228/100.000 menjadi 359/100.000 kelahiran hidup adalah bukti bahwa Indonesia masih belum bisa menekan atau mengurangi kematian Ibu pasca melahirkan. Lantas, apa yang bisa dilakukan agar kondisi anak dan ibu dapat selamat?
“Yang bisa dilakukan oleh wanita hamil adalah dengan melakukan pemeriksaan secara rutin. Kemudian, mengkonsumsi makanan kaya nutrisi, menghindari asap rokok, memenuhi kebutuhan cairan tubuh, istirahat cukup serta olahraga teratur,” tambah dokter spesialis obstetrik dan genekologi dari Universitas Airlangga tersebut.
Pada usia kehamilan di minggu ke-3, janin akan mengalami pembentukan sistem saraf pusat. Dimana, pada minggu tersebut asupan gizi sangat diperlukan untuk jabang bayi. “Jika di usia kehamilan tersebut si wanita merasa tidak enak makan, selalu mual maka tetaplah makan dengan pertimbangan pemenuhan gizi untuk si janin. Karena gizi tersebut yang nantinya dapat memberikan efek jangka panjang terhadap janin,” ujarnya.
Ketika usia kehamilan antara minggu ke 24-28, janin akan mengalami fase dimana indera pendengaran yang mulai berfungsi. Cairan ketuban menjadi penghantar gelombang suara bagi janin, sehingga rangsangan suara dari sekeliling maupun dari luar rahim dapat di dengarnya. Tidak heran jika di usia kehamilan tersebut, kebanyakan dokter menyarankan ada interaksi antara janin dan calon ibunya. Misalkan, “Sehat ya nak di dalam perut bunda.”
“Interaksi positif yang terjalin antara janin dan orang yang mengajaknya berbicara merupakan stimulan yang baik untuk perkembangan otaknya. Rentang waktu tersebut biasanya digunakan oleh para calon ibu untuk memperdengarkan musik dan macam-macam suara lainnya,” begitu saran dari wanita dengan empat anak tersebut.
Orang barat memang menyarankan musik sebagai stimulan dalam mengajak janin berkomunikasi, seperti musik klasik. Alunan musik yang memberikan rasa nyaman bagi calon ibunyalah yang bisa berdampak positif pada perkembangan otak anak. Jika musik saja dapat memberikan rasa tenang, bukankah memperdengarkan Al-Qur’an jauh lebih menentramkan?
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS ar-Ra’du:28).
Salah satu cara mengingat Allah dengan membaca dan mendengarkan Al-Qur’an. Jika semua Muslimah yang sedang mengandung paham betul makna dari ayat Allah tersebut, bukan tidak mungkin akan lahir bayi-bayi yang kuat. Karena Al-Qur’an turun sebagai penguat hambanya manakala tertimpa kesulitan hidup, menghilangkan stres dan menenangkan hati.
Disisi lain, penggagas Neuroscience for Life Indonesia, dokter Amir Zuhdi mengatakan, “Para tahanan yang di sekap di sempitnya ruang, pengap dan hanya seluas koin uang Rp. 500,00 untuk pencahayaan tidak benar-benar rusak otaknya tatkala selama dipenjara mereka mengulang-ngulang hafalan Al-Qur’an. Mereka itu tahanan hafidz di bumi Syam.”
Kaitan Al-Qur’an dan kehamilan menurut dokter Candra dan dokter Amir terletak pada efek yang ditimbulkan selama membaca dan mendengarkan lantunan Al-Qur’an. Penelitian ilmiah yang pernah dilakukan oleh Dr. Rene Van de Carr (pakar stimulasi prenatal dari Universitas Prenatal California Amerika Serikat) mengemukakan bahwa bayi dalam kandungan ibunya akan bernafas dengan ketukan musik.
Pun pada saat sang calon ibu mengaji dengan tajwid. Ia akan mengajak sang janin untuk berkomunikasi dengan bahasa Allah. Panjang pendeknya bacaan sang ibu akan memberikan stimulan kepada janin. Terlebih, calon ibu tersebut bukan hanya membacakan namun menceritakan pula hikmah yang terkandung dalam ayat-ayat Allah tersebut. Menceritakan dengan pemaknaan intonasi dari lakon yang dikisahkan. (susi)
Leave a Reply