Lampung – Disalah satu seberang perempatan Desa Sukadana Ilir, sebuah gerobak es tebu berdiri. Es Sari Tebu Aiza lebih tepatnya nama Es Tebu yang dimiliki oleh Maryanto sosok pria ramah dan murah senyum disertai dengan gelagak khas candanya. Pria yang kerap disapa Yanto menawarkan minuman segar yang terbuat dari tanaman tebu yang ditanam di samping halaman rumahnya. Suasana desa yang masih asri memancarkan ketenangan tersendiri bagi mereka yang menampakkan kaki di sana.
Sebelum menjadi penjual es tebu, Maryanto pernah bekerja sebagai seorang penjual somay keliling. Namun, karena jumlah pendapatan yang kurang pasti dan menguras cukup banyak tenaga dengan pekerjaannya serta kebutruhan keluarga harus ia cukupi untuk ke depannya, akhirnya Maryanto memutuskan untuk mencoba hal baru. Bermodal nekat dan melihat peluang yang ada akhirnya Maryanto memutuskan untuk beralih ke usaha yang baru dan berbeda yaitu usaha es tebu.
Maryanto menjalankan usaha es tebunya sudah sejak tahun 2020. Meskipun harus memulai usahanya dari awal lagi, Maryanto tidak menyesali pilihannya. Yanto menikmati pekerjaannya sebagai penjual es tebu. Ia biasa membuka lapak es tebunya sekitar jam 09.00 – 10.00 WIB pagi dan tutup jam 17.00 WIB sore. Ia menjual es tebunya dengan harga Rp 5.000 per gelasnya, namun ia juga tidak terpaku dengan harga tersebut. Ketika ada anak-anak yang membeli dengan harga Rp 2.000 pun ia juga senang hati mau melayani.
Selama berjualan tentu ada suka duka yang ia alami. Sukanya adalah ketika musim panas dan banyak event atau acara di daerahnya, banyak orang-orang yang membeli es tebunya. Namun dukanya ialah ketika musim hujan datang, usahanya menjadi sepi dan kehilangan pelanggan. Di sisi lain, ketika musim penghujan datang juga berpengaruh terhadap kesempatan tanaman tebu untuk matang terus tertunda sehingga menyebabkan kadar gula atau nira tebu turun dan berakibat terhadap rendahnya produksi gula.
Maryanto sangat bersyukur dan berterima kasih atas terpilihnya sebagai salah satu penerima manfaat dari Program Pemberdayaan Ekonomi Umat (PPEU) Kementerian Agama melalui KUA Kecamatan Sukadana Kab. Lampung Timur. Bantuan modal yang diterima membuatnya semakin bersemangat menjalankan usaha es tebu, yang kini mendongkrak pendapatan per harinya mencapai Rp 400.000 hingga Rp 500.000. Semangat Maryanto berjualan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi juga untuk membiayai pendidikan kedua anaknya. Dedikasinya menunjukkan bahwa kesuksesan dan kebanggaan tidak harus terukur dari pekerjaan di tempat mewah, melainkan dari kerja keras dan tekad dalam menjalani usaha sederhana yang bisa menjadi sumber kebahagiaan dan inspirasi.
Leave a Reply