Tepatnya di Jalan Lengkukun, Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, baru ada sekitar dua masjid besar yang kami temui : Masjid Muhajirin dan Masjid Baiturrahman.
Masjid Muhajirin telah rata dengan tanah akibat gempa berkekuatan 7 magnitudo pada 5 Agustus 2018 kemarin. Sedangkan bangunan proyek Masjid Baiturrahman tetap kokoh.
Saat berjalan-jalan di sepanjang Jalan Lengkukun, Tim Relawan Inisiatif Zakat Indonesia menyaksikan sisa-sisa dampak gempa kemarin. Sebagian besar puing-puing bangunan telah dikumpulkan secara rapih. Hanya tinggal sebagian kecilnya saja yang tampak terurus. Itu pun, kulkas dan lemari masih ada yang berdiri di tengah-tengah terik matahari.
Singkat kata, kami sempat melaksanakan ibadah di Masjid Baiturrahman, dan menyaksikan bahwa ruang utama sholat masih berfungsi. Orang-orang sekitar desa Dangiang menyebutnya “masjid yang selamat”, karena dinding-dinding Baiturrahman masih tegak berdiri. Hanya sedikit retakan terdapat padanya.
Akibat kurang fokus, tim IZI mengalami gangguan arah saat ingin balik ke posko; harusnya mengambil jalan Lengkukun, kami mengambil jalan yang tak diketahui oleh kami hingga kini.
Jalanan yang kami tempuh bergerak ke bawah. Semakin ke bawah semakin terlihat puing-puing yang belum juga keurus oleh pemiliknya.
Beberapa LSM mendirikan posko di sana. Seperti : Muhammadiyah, Church of Nazarene, PMI, dan lainnya. Namun demikian, dusun tersebut bagaikan peradaban yang telah dimusnahkan.
Tampaknya, bantuan pemerintah belum menyentuh dusun tersebut. Dusun yang dikenal sebagai Damai Indah. Sehingga, keindahan Damai Indah hanya tinggal warna merah bata yang suram.
Ada sebuah klinik darurat di sana. Ada juga beberapa rumah semi permanen berdindingkan bedek. Menurut warga Damai Indah yang kami temui, hunian sementara itu bantuan dari gereja Protestan Nazarene. Mereka hanya memberikan lembaran-lembaran bedek. Sedangkan atap, pintu, tiang penyangga hunian, harus warga sendiri yang menyediakan. Bagaimanapun caranya. Setelahnya, spanduk mini dipasang atas nama Nazarene.
Di tengah lambatnya pembangunan Lombok pasca gempa, uluran tangan sesama anak bangsa sangat dibutuhkan. Apalagi musim hujan akan segera datang.
Meski hujan di Desa Dangiang hanya turun sekali dalam setahun, dampaknya bisa dalam bentuk penyakit; bahkan Malaria. Warga Dusun Damai Indah, Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, membutuhkan tempat berteduh untuk melindungi keluarga mereka dari potensi penyakit pancaroba.
Penulis: Dzul Ikhsan
Editor: Ricky IZI Pusat
Leave a Reply