Jakarta – Di sudut Jl. Batu Ampar 2, RT 08/03 No. 12, tinggal seorang ibu bernama Suryani (44) yang hidup dengan penuh ketulusan dan kesabaran. Rumah warisan orang tuanya menjadi tempat bernaung bagi dirinya, suaminya, dan tiga anaknya. Kehidupan yang sederhana tidak membuatnya patah semangat. Suaminya yang bekerja sebagai supir Lalamove seringkali pulang dengan penghasilan yang tidak menentu, terkadang tanpa pelanggan seharian. Meski demikian, rezeki selalu datang walau jumlahnya tidak selalu besar.
Anak pertama Suryani yang sudah bekerja, dengan penuh tanggung jawab rutin mengirimkan uang untuk membantu keluarganya, meskipun gajinya sendiri terbatas. Bantuan anaknya ini sangat berarti bagi keluarga, terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar tunggakan utang motor sebesar Rp780.000 per bulan. Sementara itu, anak kedua dan ketiganya masih sekolah, beruntung mendapatkan bantuan dari KJP dan PIP.
Ditengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, Suryani menemukan kebahagiaan dengan menjadi marbot di mushola dekat rumahnya. Pekerjaan ini dia jalani selama 4 tahun terakhir, dengan bayaran Rp250.000 per bulan. Bagi Sutyani, menjadi marbot bukan hanya soal pekerjaan, tapi juga ibadah mengikuti jejak kakeknya yang dulu juga seorang marbot. Meskipun gajinya kecil dan kadang menghadapi situasi yang kurang menyenangkan, seperti jamaah dari luar yang buang hajat sembarangan, Suryani tetap menjalani semuanya dengan senyum.
“Alhamdulillah, kebutuhan sehari-hari selalu tercukupi. Kalau mau bilang kurang, itu nggak boleh, takut nggak dicukupi oleh Allah,” ujar Suryani penuh keikhlasan. Baginya, rezeki selalu datang tepat waktu, meski dari arah yang tak terduga. Pagi itu, dengan senyum yang merekah di wajahnya, Suryani mengucapkan syukur yang mendalam saat menerima santunan dan sembako dari IZI pada Jum’at (6/9/24). “Alhamdulillah, bantuannya sangat banyak dan bermanfaat. Saya merasa sangat bahagia sekali. Terima kasih untuk IZI dan para donatur. Semoga selalu diberkahi dan rezekinya lancar, aamiin,” ungkap Suryani dengan semangat.
Kisah Suryani mengajarkan kita tentang ketulusan, kesabaran, dan keyakinan bahwa Allah selalu mencukupi rezeki bagi hamba-Nya yang bersyukur. Dalam kesederhanaan, ia menemukan kebahagiaan yang tulus, serta semangat untuk terus menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur.
Leave a Reply