Jakarta – Pengobatan tradisional terapi bekam tidak hanya selalu dikaitkan dengan terapis usia diatas 40 tahun, namun terapis usia produktif juga bisa melakukannya. Hal itu ditegaskan dengan keikutsertaan peserta pelatihan bekam Paradaya Movement 2.0 kolaborasi PT Paragon Technology and Innovation dengan IZI yang sebagian besar diikuti oleh peserta usia produktif dari usia 19 – 36 tahun. Pelatihan bekam dilaksanakan selama 2 hari dimulai dari Sabtu-Minggu, 20-21 Desember 2025, dengan menghadirkan tim trainer bekam dari Praktisi Thibb Nabawi Indonesia.
Pada hari pertama pelatihan, peserta mendapatkan pengantar sejarah terapi bekam yang telah dikenal sejak peradaban Mesir, Yunani, dan Tiongkok kuno hingga berkembang ke Timur Tengah, Eropa, dan Amerika. Peserta juga dikenalkan dengan peralatan bekam utama dan pendukung, dilanjutkan materi sembilan titik bekam yang dicontohkan Rasulullah SAW dan direkomendasikan para ulama serta tenaga medis. Selain itu, disampaikan pula larangan-larangan bekam serta cara melakukan diagnosa awal pasien sebelum tindakan.

Pelatihan hari berikutnya berlanjut ke materi pembahasan seputar Standar Operasional Prosedur (SOP) bekam mulai dari persiapan awal bekam sampai akhir, SOP pembersihan peralatan bekam, dan SOP pengelolaan limbah bekam. Sebagai penutup sesi materi sebelum praktik, trainer menyampaikan terkait pengetahuan seputar Anatomi dan Fisiologi Manusia sebagai bekal peserta dalam melakukan terapi bekam.
Nazri peserta asal Jonggol Kab. Bogor menuturkan pelatihan keterampilan bekam ini sangat bermanfaat untuk pemula “Awalnya saya mengira pelatihan ini hanyak untuk terapis profesional, namun ternyata pelatihan ini betul-betul ingin mencetak terapis bekam mulai dari nol, sehingga program ini sangat bagus untuk saya yang baru mulai belajar bekam” ujar Nazri. Peserta lainnya memiliki harapan kedepan dengan program ini “dengan keterampilan bekam ini saya harap bisa bermanfaat untuk pribadi dan masyarakat yang membutuhkan pengobatan” ungkap Santi salah seorang peserta dari Tarumajaya Kab. Bekasi.

Pelatihan kemudian berlanjut kepada sesi praktik bekam, peserta diarahkan oleh trainer mulai dari cara diagnosa pasien, persiapan peralatan, lalu lanjut ke tahapan pra bekam dan sampai peserta melakukan bekam, kegiatan praktik bekam dilakukan antar sesama peserta secara bergantian dengan bimbingan dari tim trainer, baik bimbingan untuk peserta laki-laki maupun peserta perempuan. Sesi akhir pelatihan, peserta mendapatkan materi sederhana seputar Malpraktik dalam bekam dan kondisi Kegawatdaruratan dalam bekam.
Selanjutnya pasca pelatihan, para peserta sudah bisa langsung memulai praktik bekam yang dimulai dari saudara dan keluarga dekat dengan tujuan untuk memperlancar teknik bekam, setelah itu peserta sudah bisa melakukan praktik bekam untuk umum. Semoga peserta pelatihan dapat menjadikan keterampilan bekam sebagai sarana untuk bisa meningkatkan kemandirian ekonomi dan juga menjadi sarana dakwah Rasulullah SAW melalui terapi bekam.
[frd/izi]

Leave a Reply