Semarang – Di salah satu kamar sederhana Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI Jawa Tengah Senin (16/6/25), duduk seorang ibu berkerudung dengan senyum tenang meski tubuhnya tengah berjuang melawan kanker payudara. Namanya Dwi Setya (47), asal Pati. Sudah beberapa waktu ia bolak-balik menjalani pengobatan di Semarang, seorang diri, tanpa didampingi keluarga. Dwi tidak sedang menunggu siapa-siapa. Suaminya bekerja sebagai buruh bangunan di Malaysia, dan sang anak angkat yang ia besarkan sejak bayi kini beranjak remaja tinggal di kampung. Meski secara fisik sendiri, Dwi tidak merasa kesepian.
“Teman-teman di sini seperti saudara. Kami sama-sama berjuang. Jadi walau jauh dari rumah, saya merasa ada yang menemani,” kata Dwi sambil tersenyum. Ia juga mengucapkan rasa terima kasih kepada IZI yang sebesar-besarnya karena sudah dibantu. “Alhamdulillah terima kasih banyak ya, karena adanya rumah singgah IZI ini saya benar-benar terbantu. Selain meringankan secara biaya hidup juga saya bisa menemukan arti kekeluargaan disini,” ungkap Dwi.

Sebelum sakit, Dwi adalah ibu rumah tangga yang juga aktif membantu ekonomi keluarga dengan berjualan sarapan pagi di depan rumah. Namun sejak proses pengobatannya semakin intens, ia memutuskan berhenti berjualan untuk benar-benar fokus pada kesembuhannya.
Rumah Singgah IZI hadir untuk mereka yang datang dari jauh, yang sedang dalam proses pengobatan, dan yang membutuhkan tempat singgah nyaman dan ramah. Tak hanya menyediakan tempat tinggal, rumah singgah ini juga menjadi ruang tumbuhnya harapan, kekuatan, dan solidaritas di antara para pasien.
Kisah Dwi mengajarkan bahwa dalam sunyi sekalipun, kita masih bisa menemukan kekuatan asal kita percaya bahwa kesembuhan adalah mungkin, dan kita tidak pernah benar-benar sendiri.
(RSP IZI Jateng)
Leave a Reply