Jawa Barat – Dibalik senyum lembutnya, Entin menyimpan kisah perjuangan yang penuh liku. Hidupnya berubah drastis sejak Fauzul Adim (5) putra bungsunya didiagnosa menderita lupus empat tahun lalu. Perjalanan itu dimulai saat Fauzul baru berusia satu tahun, ketika tubuh kecilnya mulai mengalami demam tinggi dan ruam merah yang menyebar di kulitnya.
Dengan hati yang dipenuhi kekhawatiran, Entin membawa Fauzul ke klinik setempat. Di sanalah, kabar yang tak terduga datang. Dokter menyatakan bahwa Fauzul menderita lupus, penyakit autoimun yang mulai menggerogoti kesehatannya. Seiring berjalannya waktu, kondisi Fauzul semakin memburuk. Persendiannya mulai sakit, membuatnya kesulitan bergerak seperti anak-anak seusianya.
Namun, keputusan untuk membawa Fauzul ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) bukanlah hal yang mudah bagi Entin dan Atim, suaminya. Ada keraguan yang terus menghantuinya, apakah ini keputusan yang tepat? Biaya pengobatan, jarak, serta ketidakpastian hasil pengobatan membuatnya maju mundur. Beruntung, seorang tetangga yang peduli terus memberikan dukungan dan meyakinkan Entin untuk tidak menyerah. “Bu, kita harus berusaha semaksimal mungkin. Rumah sakit besar pasti bisa memberikan pengobatan yang lebih baik untuk Fauzul.” Dengan dorongan itu, Entin akhirnya memutuskan untuk membawa Fauzul ke RSHS, tempat mereka menjalani pengobatan intensif.
Selama masa-masa krusial di rumah sakit, Fauzul sempat mengalami kejang-kejang, memaksa mereka untuk menghabiskan waktu lebih lama di sana. Namun, Entin tetap tegar dan sabar, selalu berada di samping Fauzul, memberikan kekuatan dan dukungan tanpa henti. “Dengan adanya RSP IZI-YBM PLN Dis Jabar, sangat terbantu sekali,” ucap Entin dengan mata berkaca-kaca. Rumah singgah menjadi tempat istirahat yang nyaman, memberikan sedikit kedamaian di tengah cobaan yang berat. “Doakan ya, Neng, semoga Fauzul kembali sehat, dan semoga RSP semakin berkah,” tambah Entin penuh harap kepada Tim RSP.
Perjalanan Entin dan Fauzul masih panjang, tetapi cinta seorang ibu tidak pernah surut. Di tengah segala keraguan dan tantangan, Bu Entin terus berjuang dengan doa dan harapan. Semoga Fauzul segera pulih, dan perjuangan mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang yang tengah menghadapi ujian serupa.
Leave a Reply