Indramayu – Kisah perjuangan Ibu Romiti (61) menjadi potret nyata keteguhan seorang ibu yang tak menyerah pada ujian hidup. Meski tubuhnya digerogoti penyakit tumor pada selaput otak, semangatnya untuk sembuh dan bertahan tetap menyala.

Semua berawal pada tahun 2005. Saat mencoba melerai pertengkaran di rumah, Ibu Romiti justru menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pukulan keras di bagian kiri kepala membuatnya sering merasakan pusing dan sakit kepala yang tak kunjung reda. Mengira hanya sakit biasa, ia memilih mengonsumsi obat warung untuk menahan rasa nyeri yang terus datang.
Waktu terus berjalan dan keluhan itu perlahan semakin parah. Hingga suatu hari, pendengaran di telinga kirinya tiba-tiba hilang total. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan panjang, dokter akhirnya menemukan penyebabnya yaitu tumor pada selaput otak. Vonis itu menjadi titik awal perjuangan panjang Ibu Romiti melawan penyakit yang diam-diam menggerogoti kesehatannya.
Tahun 2016, Ibu Romiti menjalani operasi pertama di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Meski sempat membaik pascaoperasi, kondisi kesehatannya kembali menurun. Dokter pun menyarankan operasi kedua untuk mencegah pertumbuhan tumor lebih lanjut, yang dijadwalkan pada 22 September 2025.

Selama proses pengobatan di Bandung, Ibu Romiti tinggal di Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI. Di tempat inilah Ibu Romati mendapatkan tempat beristirahat yang nyaman, makanan bergizi, serta dukungan moral dari sesama pasien dan para petugas RSP. “Terima kasih kepada Rumah Singgah Pasien IZI yang sudah menerima saya selama proses pengobatan. Bantuan ini sangat berarti bagi saya,” ungkap Ibu Romati.
Perjalanan Ibu Romiti adalah kisah tentang luka yang tak pernah memadamkan harapan tentang seorang ibu yang tetap tersenyum di tengah rasa sakit, dan tentang kepedulian yang membuat seseorang merasa tidak sendiri. Semoga perjuangan beliau menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus peduli, berbagi, dan mendoakan kesembuhan bagi mereka yang tengah berjuang melawan penyakit.
Leave a Reply