JAKARTA – Menyandang status janda dengan kondisi anak sakit merupakan keadaan yang harus dihadapi Margiyati (45 tahun). Ibu 3 anak ini merupakan warga Kel. Donan, Kec. Cilacap Tengah, Kab. Cilacap, Prov. Jawa Tengah.
Sejak 17 Juli 2019 ia harus tinggal di Rumah Singgah Pasien Inisiatif Zakat Indonesia (RSP IZI) Salemba, Jakarta Pusat untuk menemani anak bungsunya M. Akbar Juniar (10 tahun) yang mengidap kanker nasofaring. Bocah yang akrab disapa Akbar ini pun harus menjalani pengobatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dan saat ini sedang menunggu jadwal operasi untuk pengangkatan tumor di bagian rahang.
Di satu sisi, Margiyati harus tetap berperan sebagai tulang punggung keluarga, harus ada produktivitas yang mampu menyokong keberlangsungan pengobatan anaknya. RSP yang ia tinggali sendiri sudah menanggung beberapa kebutuhan sehari-harinya, seperti makan, tempat tidur dan antar jemput RSCM untuk check up.
Di kampungnya, Margiyati memang aktif menekuni beberapa pekerjaan untuk dapat menafkahi ketiga anaknya, dari mulai catering kue, membuat tas, sampai bekerja di percetakan undangan pernikahan. Hal tersebut ia lakukan sudah tentu untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak-anaknya.
Melihat peluang di Ibu Kota Jakarta, ia pun tidak menyia-nyiakan waktu luangnya untuk membuat tas rajutan yang sudah ditekuninya sekitar 1 tahun lalu. Waktu senggang ia manfaatkan untuk pergi ke pasar membeli bahan dan peralatan yang dapat menunjang kerajinan tangan yang akan dibuatnya.
Peluang pun mulai terbuka, saat ini Margiyati sudah memiliki pemasukan hasil dari tas rajutannya tersebut. CFD (Car Free Day) yang biasa digelar di Jln. Jendral Sudirman, Jakarta Pusat pun menjadi tempat untuk ia menjajakan tasnya.
“Biasanya untuk 1 tas saya membutuhkan waktu 3 hari, terkadang hanya 2 hari, tergantung ukuran tas sih”, terang Margiyati pada tim IZI. Menurut pengakuannya, bahwa dirinya belajar langsung dari youtube untuk membuat tas rajutan ini.
“Untuk harganya sendiri tergantung ukurannya, kalau yang kecil seperti dompet ukuran 20 x 14 cm itu dibandrol 75 ribu, tergantung ukuran dan tingkat kerumitannya,” tambahnya.
Dalam perjuangan untuk kesembuhan Akbar, Margiyati juga turut mendapatkan kabar bahagia, pasalnya anak sulungnya yang bernama Rahma Ayu Muliawati dapat melanjutkan pendidikannya di Universitas Padjajaran, Bandung dengan beasiswa Bidikmisi. Kesungguhuan anak sulungnya untuk meraih cita-citanya menjadi pelipur lara untuk Margiyati.
Sementara anak keduanya yang bernama Muhammad Naufal Fauzan, yang saat ini duduk dibangku SMP harus ikut menemani sang adik di Jakarta dan meninggalkan pendidikannya di sana. Margiyati sendiri khawatir, semakin jauh dari orang tua pergaulan Naufal semakin tidak terkontrol. (Humas IZI: Fajri)
Leave a Reply