Jelani Sipayung (38) adalah salah satu penghuni Rumah Singgah Pasien (RSP) Yayasan baitul Maal (YBM) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Perwakilan Sumatera Utara (Sumut) dengan diagnosis penyakit Ca Nasofaring.
Jelani sendiri merupakan seorang perantau asal Simalungun Medan dengan pekerjaan sebagai petani dan supir yang tidak tetap. Tempat yang ditinggalinnya juga termasuk rumah kontrakan yang berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain.
Cobaan demi cobaan dilaluinya hingga dengan masalah keluarganya pun ia tetap terus percaya bahwa Allah sedang menguji keimanannya.
Kanker Nasofaring telah dialami Pak Jelani Sipayung sejak tahun 2004 silam. Berawal dari satu benjolan yang dianggap tumbuh biasa di lehernya hingga menyebar menjadi beberapa benjolan. Tentu saja rasa sakit yang luar biasa akibat pendarahan hebat yang ada pada benjolannya.
“Di kampung saya, penyakit ini terlihat aneh di mata mereka. Hingga akhirnya saya lebih memilih menjalani pengobatan tradisional, sudah hampir satu tahun lebih saya berobat alternatif mulai dari Aceh sampai ke Nias. Dan itu pun tidak ada reaksi kesembuhan, malah makin parah. Benjolan saya sempat pecah hingga mengeluarkan darah sebanyak 2 liter, karena rasa takutnya itu saya memilih pergi ke Puskesmas terdekat hingga dirujuk ke RSUD Tebing Tinggi, karena keterbatasan alat dan dokter, saya di rujuk ke Rumah Sakit yang ada di Medan, sampai akhirnya menjalani pengobatan intensif di RSUP H Adam Malik ini.” ungkap Pak Jelani ketika di wawancarai oleh Tim RSP YBM PLN IZI pada Selasa (30/10) kemarin.
Karena keterbatasan biaya pengobatan sehingga membuat Jelani untuk memviralkan seputar penyakit kanker yang dideritanya ke beberapa akun media sosial miliknya yang akhirnya menjadi viral. Sontak netizen menanggapi tautannya dengan tanggapan yang positif.
“Semenjak saya sakit ini, saya tak bisa bekerja lagi. Dana dari teman-teman ini sajalah yang bisa saya gunakan untuk pengobatan sehari-hari. Karena saya hanya ingin sembuh dan bisa bekerja menjalani hidup seperti sedia kala.” ujarnya.
Sejak tahun 2017 silam, Pak Jelani sudah menjalani kemoterapi sebanyak 6 kali. Dan akan melangsungkan pengobatan lanjutannya dengan radioterapi (sinar) sebanyak 35 kali selama sebulan penuh di RSUP H Adam Malik Medan.
Pak Jelani tidak memiliki saudara dekat untuk mendampinginya saat sakit. Hanya seorang dirilah Pak Jelani menjalani pengobatannya selama beberapa tahun ini. Tak bisa berbuat banyak, Ia hanya bisa ikhlas menerima ujian yang di berikan Tuhan kepadanya.
Untuk tetap tegar, Pak Jelani percaya bahwa ini bukanlah akhir dari segalanya. Ia tetap berusaha untuk bisa sembuh, minimal berkurangnya rasa sakit yang dideritanya.
Penulis: Windi IZI Sumut
Editor: Ricky IZI Pusat
Leave a Reply