Siswi kelas X bernama Alicia Khanaya itu belajar di SMA Taman Siswa, Kota Padang. Kisah perjuangan sekolah dik Naya sangat menginspirasi. Ketika dik Naya harus berjuang mendapatkan bangku SMA ia juga harus menjaga ibunda tercinta sedang terbaring di rumah sakit.
Statusnya sebagai putri sulung menguatkan tekadnya meneruskan bangku sekolah hingga ke SLTA. Maka dari itu, tugasnya menjaga sang ibu di rumah sakit, ia sempatkan waktu kesana-kemari mengantarkan berkas pendaftaran ke jenjang SLTA.
Bu Metha adalah ibunda dari Naya. Beberapa bulan yang lalu ia harus menjalani operasi kanker payudara. Operasi sudah dua kali dilakukan, dan sekarang harus menjalani kemoterapi secara rutin. Bu Metha tidak dianjurkan lagi bekerja terlalu berat.
Naya adalah putri sulung dari Bu Meta. Naya memiliki 2 orang adik perempuan yang juga sedang bersekolah. Ketika Naya masih siswi SMP, Naya membantu ibundanya berjualan soto ceker dan mie ayam di sekolah, kebetulan mereka tinggal dekat dengan sekolah SMP nya itu. Sepulang sekolah, Naya juga bekerja di salah satu toko pakaian untuk mendapatkan sedikit uang membantu kehidupan keluarganya.
Namun, ketika Covid-19 mewabah, Bu Metha tentu tak bisa lagi berjualan di sekolah. Aktifitasnya selaku buruh cuci harian pun tidak bisa ia tekuni lagi karena kondisi kesehatan.
Sekarang Bu Metha hanya berjualan mi ayam dari rumahnya. Itupun tanpa lapak jual. Hanya menggunakan metode pre-order ketika ada tetangga yang memesan makanan. Tentulah penjualannya tidak tetap, terkadang sangat sepi pembeli.
Naya dan adik – adiknya sudah lama ditinggal oleh ayahnya. Kesehariannya dilalui tanpa kasih sayang dari ayahnya. Bu Metha yang menjadi kepala keluarga dalam keluarga kecil itu.
Ibu tangguh itu selalu berkomitmen untuk kelanjutan pendidikan anak – anaknya, meskipun kondisi beliau sendiri sedang sakit.
Ketika periode pendaftaran SMA, Naya sebenarnya telah berupaya mengajukan pendaftaran di beberapa sekolah negeri. Namun tak rejekinya bersekolah di sekolah negeri karena faktor usianya yang masih muda.
Syarat sistem zonasi sekolah yang sekarang sedang berlaku memberatkan dirinya. Berkat kegigihan Bu Metha, ketika kondisi kesehatannya masih lemah pasca-operasi. Bu Metha mencari beberapa sekolah swasta di Kota Padang sebagai tempat bagi Naya, putrinya akan melanjutkan sekolah.
Namun, beberapa sekolah tak ada yang bisa memberikan keringanan. Alhamdulillah, kebetulan Bu Metha adalah alumni SMA Taman Siswa, pihak sekolah memberikan keringanan untuk Naya bisa bersekolah disana.
Naya terdaftar sebagai siswa SMA Taman Siswa tanpa harus membayar uang pangkal. Pihak sekolah memberikan keringanan berupa penundaan pembayaran. Alhamdulillah Naya tetap bisa melanjutkan pendidikan nya di SLTA meski Bu Metha tak memiliki uang untuk pendaftaran sekolah anaknya.
Kondisi kehidupan Bu Metha menuai keprihatinan. Para tetangga pun sering membantu Bu Metha ketika dalam kondisi sulit seperti ini.
Ketika ada dukungan dana dari IZI Sumatera Barat untuk sekolah Naya, Bu Metha kembali bersyukur. Bu Metha percaya, jika ada usaha, pasti Allah akan memberi kemudahan rezeki, terutama untuk anak yang sedang menuntut ilmu ini.
Leave a Reply