Perjuangan orang tua tidak dapat dibalas dengan apapun. Pahalanya terus mengalir seiring pertumbuhan diri anak yang diasuhnya dengan tulus dan kasih sayang. Maka mengabdi kepada orang tua adalah salah satu cara berterima kasih. Itulah yang jadi prinsip dalam hidup Sugeng.
Pria hebat ini, sudah lebih setahun menjaga dan menemani ibunya, Juwairiyah (66). Pria asal Nganjuk, Jawa Timur itu rela mengabdikan diri demi kesembuhan ibunya yang menderita kanker serviks.
Sungeng bercerita ketika awal pendarahan yang dialami sang ibu selama satu tahun belakangan. Dokter praktek spesialis kandungan yang memeriksanya mendiagnosa terdapat luka di dalam rahim Juwairiyah, “saat itu cuma di kasih obat penghenti darah,” katanya.
Perihal terdapat sel kanker di dalam kandungan sang ibu, Sugeng mengetahuinya ketika memeriksakan Juwairiyah ke salah satu rumah sakit di daerah Ngajuk.
“Baru ketahuan kalau mengidap penyakit kanker serviks, lalu dirujuk ke Surabaya. Di Surabaya ini, ibu saya sudah melakukan pengobatan selama 1,5 tahun,” kisahnya lagi.
Pengobatan bagi penderita kanker tidaklah mudah dan murah. Perjuangan Sugeng untuk ibunya selalu terkendala dana. Seperti halnya ia sempat kesulitan membiayai proses cek HPV DNA dan HBsAg di luar rumah sakit.
“Saya bingung mas, awalnya mau bayar pakai apa, karena cek semacam itu ternyata mahal. Akhirnya saya cari pinjaman untuk membayar uang check-up tersebut. Alhamdulillah, ada IZI yang ikut bantu pembayarannya mas,” tuturnya sembari mengusap linangan air mata di wajahnya.
Ia berharap ibunya bisa sembuh dan berkumpul kembali bersama seperti sedia kala. Ia sendiri menjaga ibunya mulai awal sakit sampai sekarang.
“Motivasi saya hanya ingin membalas segala kebaikan ibu, dari mulai merawat saya dari kecil sampai besar,” paparnya.
Sugeng merasa beruntung, saat menjaga ibunya rawat jalan di rumah sakit rujukan bertemu dengan Rumah Singgah Pasien IZI Jatim dan YBM PLN, “sehingga saya bisa mengurangi biaya untuk kost, makan dan juga kita diantar jemput ke rumah sakit tanpa membayar sedikitpun.
Sugeng bukanlah pemuda yang memiliki banyak harta. Ia dari keluarga yang menjalani hidup sehari-harinya penuh dengan perjuangan. Namun hal itu tidak membuatnya melupakan bakti kepada orang tua.
Leave a Reply