Semarang — Tidak semua pejuang kanker berjuang ditemani keluarga. Adalah Mudrikah (37), seorang ibu muda asal Jepara, yang kini tengah menjalani pengobatan kanker payudara di Semarang seorang diri. Tanpa pendampingan suami maupun keluarga, beliau memilih tetap tegar menghadapi ujian hidup yang tidak ringan.
Sejak satu tahun lalu, hidup Mudrikah berubah ketika ia merasakan adanya benjolan keras di payudara. Setelah melalui pemeriksaan medis, ia divonis mengidap kanker payudara dan harus menjalani operasi pengangkatan payudara. Tak berhenti di situ, pengobatan dilanjutkan dengan kemoterapi enam kali, yang dijalani pulang-pergi dari Jepara ke Semarang menggunakan sepeda motor, dibonceng oleh suaminya yang harus tetap bekerja untuk menghidupi keluarga.

“Pernah beberapa kali saya pingsan di perjalanan pulang. Suami saya menurunkan saya di pinggir jalan, menunggu saya sadar. Itu terjadi lebih dari dua kali,” kenang Mudrikah dengan mata berkaca. Kini, Mudrikah menjalani terapi radiasi setiap hari di Semarang. Beruntung, ia dipertemukan dengan Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI Jateng. Di sinilah ia mendapat tempat beristirahat yang layak, makanan bergizi, serta dukungan moril dari sesama pasien dan pengurus.
Meski jauh dari anak semata wayangnya yang masih duduk di bangku sekolah dasar, Ibu Mudrikah tidak menyerah. “Saya ingin sembuh. Saya ingin bisa mendampingi anak saya tumbuh besar,” tutur Mudrikah penuh harap.
RSP IZI Jateng menjadi saksi bisu perjuangan pasien-pasien duafa seperti Mudrikah, yang berjuang bukan hanya melawan penyakit, tapi juga kesendirian, keterbatasan ekonomi, dan rindu akan keluarga.
Leave a Reply