Siapa yang menginginkan bila hidup setiap harinya harus bersentuhan dengan para pasien yang mengidap berbagai penyakit, serta rela mengantar jemput ke rumah sakit maupun rumah duka dalam waktu 24 jam?
Namun inilah yang terjadi bagi para Amil LAZNAS Inisiatif Zakat Indonesia (IZI). Mereka yang bertugas di Program Layanan Pendampingan Orang Sakit (LAPORS) memang harus siap siaga selama 24 jam untuk menerima panggilan layanan, baik menjemput pasien dhuafa, mengantarnya ke rumah sakit bahkan hingga ke rumah duka yang jaraknya harus melintasi pulau Jawa.
Pernah salah satu Tim LAPORS IZI mengungkap, sebutlah Muhammad Jejen Adiwibowo (25), dirinya bersusah payah untuk menenangkan salah satu pasien Dhuafa yang nyaris wafat karena serangan jantung, namun ia tempuh dengan proses Trauma Healing serta menenangkan pasien tersebut sehingga dapat tiba di kediaman pasiennya, Bengkulu.
“Kejadian ini terjadi saat awal-awal tahun 2017, mendadak kami dihubungi untuk menjemput pasien penderita penyakit jantung di Jakarta yang meminta pulang kampung di Bengkulu. Awalnya sudah kami beri saran untuk dibawa ke rumah sakit terdekat, namun pasien tersebut bersikeras minta dijemput karena ingin meninggal di tanah kelahirannya. Wah jelas jadi tantangan buat kami kan, bagaimana kalau ada apa-apa selama di perlajananan? Mana menggunakan mobil perjalanan ke Sumatera, makan waktu berhari-hari itu Mas. Akhirnya selama di perjalanan kami coba layani pasien ini dengan menstimulus positif, mentrauma healing serta memberi asupan-asupan yang membangun. Pasien tiba dengan selamat, walaupun setelah beberapa bulan dikabarkan meninggal dunia.”
Demikian disampaikan pria yang akrab disapa Jejen pada Senin (4/6) di Jakarta.
Kali ini pengakuan dari salah satu pengemudi Ambulance IZI, Slamet Aryadi (44) namanya. Ia bercerita bahwa pernah ada pasien yang berdomisili di Jakarta yang meminta turun di tengah jalan Tol Cipali karena tidak kuat bila mobil ambulance melaju dengan kecepatan tinggi, sementara persediaan Tabung Gas Oksigen tinggal sedikit dan hanya tersedia isi ulang di daerah Tegal menuju kediaman pasien di D.I Yogyakarta.
“Wah macam-macam pokoknya mas kami melayani berbagai pasien, soal jarak jauh dekat sudah bukan urusan, tapi soal keselamatan pasien bagi kami itu yang utama. Makanya waktu bulan Agustus 2017 lalu kami diminta mengantar salah satu pasien ke Yogyakarta ya kami layani. Bermodal 3 tabung gas untuk persediaan oksigen pasien dari jakarta ke Yogyakarta, namun selama di perjalanan ini pasien ngotot minta supaya laju mobil perlahan, bahkan minta berhenti di tengah jalan Tol Cipali. Bingung kami, saya dan tim hanya hawatir bila persediaan tabung gas habis sebelum sampai ke Depot Isi Ulang yang itu hanya ada di daerah Tegal. Ya sudah akhirnya saya putuskan untuk mengebut, dan rekan saya biar fokus mendampingi pasien agar tidak rewel. Alhamdulillah bisa sampai antarkan pasien dengan selamat. Namun kabar sehari setelahnya diinformasikan pasien tersebut meninggal.” ujar Slamet Aryadi.
Masih banyak hal-hal heroik lainnya yang dialami oleh para Amil IZI. Tak lagi berpikir malam ini saya harus istirahat ataupun saya sibuk, tidak. Kesemua ini adalah panggilan nurani, melayani para dhuafa dengan setulus hati, serta menunaikan amanat dari Para Muzaki yang telah mempercayakan seluruh Dana Zakat, Infak dan Sedekahnya melalui IZI.
Jadi, bagi masyarakat diseluruh Indonesia yang membutuhkan bantuan Layanan Ambulance maupun Layanan Pendampingan Orang Sakit IZI secara gratis, bisa langsung menghubungi Layanan di nomor 0878-8854-2738 (Suwarni – Penanggung Jawab Program LAPORS IZI) dan 0812-4110-826 (Slamet Aryadi – Driver Ambulance IZI). Karena IZI begitu Memudahkan Anda.
Leave a Reply