Semarang (31/7/25) — Di tengah ujian berat yang harus dihadapi akibat kanker payudara stadium 3, Siti Khairunnisah atau yang akrab disapa Bunda Anis, menemukan kekuatan batin luar biasa dari satu amalan yang ia jaga dengan penuh kesungguhan yakni puasa sunnah Nabi Daud, yaitu berpuasa selang-seling sehari berpuasa dan sehari tidak.
Bunda Anis, seorang single parent asal Brebes, telah menjalani operasi besar untuk mengangkat sel ganas di payudaranya. Kini, ia tengah menjalani serangkaian terapi lanjutan seperti kemoterapi dan radiasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Dalam masa perawatan yang panjang dan melelahkan ini, ia tidak hanya berjuang secara fisik, tetapi juga secara spiritual. “Saya memilih puasa sunnah Daud bukan karena saya kuat, tapi karena saya ingin dekat dengan Allah di masa paling sulit dalam hidup saya. Saya merasa lebih tenang, lebih sabar, dan tubuh saya juga terasa lebih ringan,” ujar Bunda Anis dengan mata berkaca-kaca.

Awalnya, Bunda Anis sempat tinggal di kost karena belum mengetahui adanya Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI Jawa Tengah. Namun seiring waktu, beban biaya hidup dan pengobatan yang tinggi membuatnya kesulitan bertahan. Ditambah lagi, ia masih harus menanggung biaya pendidikan dua anaknya, sementara kehidupan sehari-hari ditopang oleh anak sulungnya yang sudah bekerja.
Hingga akhirnya, Allah pertemukan ia dengan RSP IZI Jateng, tempat yang menjadi penyambung harapan dan sumber kekuatan baru. “Saat saya tinggal di rumah singgah ini, rasanya seperti diberi tempat bernaung dalam badai. Bisa beristirahat tanpa memikirkan biaya, ada teman-teman seperjuangan yang menguatkan, dan yang paling penting saya bisa tetap menjaga ibadah saya dengan tenang,” ungkap Bunda Anis.
Bunda Anis percaya, rutinitas puasa sunnah ini bukan hanya menumbuhkan keteguhan hati, tetapi juga membawa keberkahan dalam perjalanan pengobatannya. Di tengah rasa lelah dan proses medis yang tidak mudah, ia tetap istiqamah menjalankan ibadah dengan semangat yang luar biasa. RSP IZI Jateng menjadi saksi bahwa kesembuhan tak hanya berasal dari obat, tetapi juga dari keyakinan dan kedekatan kepada Allah. Rumah Singgah ini terus menghadirkan lingkungan nyaman dan penuh empati bagi pasien duafa, bukan sekadar tempat tinggal, tapi ruang untuk berbagi semangat dan kekuatan. (RSP IZI JATENG)
Leave a Reply