JAWA TIMUR – Nuraini (4 tahun) balita asal Banyuwangi yang divonis mengidap hidrosefalus sejak lahir, tak memiliki kesempatan untuk bertemu dan merasakan kasih sayang dari sang ayah, ayahnya wafat karena kecelakaan saat Nuraini masih didalam kandungan. Disisi lain, ibunya hanya bisa menemani Nuraini hingga umur delapan bulan, ibunya juga wafat karena sakit.
Sejak menjadi yatim piatu Nuraini diasuh oleh kakek dan neneknya. Saat berumur dua tahun muncul benjolan kecil disisi kepala bagian kanan, seiring berjalannya waktu benjolan itu semakin membesar dan menimbulkan rasa nyeri karena Aini terus menangis. Setelah diperiksa oleh petugas puskesmas Nuraini dirujuk ke RS Blambangan Banyuwangi. Dari hasil pemeriksaan, dokter menyarankan agar Nuraini segera dioperasi untuk mengeluarkan cairan yang ada di kepala bagian kanan tersebut. Alhamdulillah, operasi berjalan lancar dan hasilnya juga maksimal, Nuraini tidak merasakan nyeri lagi.
Enam bulan pasca operasi hidung Nuraini muncul benjolan, setelah diperiksakan kembali ke rumah sakit, ternyata cairan yang ada di kepala menembus ke jaringan hidung sehingga menyebabkan adanya benjolan tersebut. Selama satu minggu Nuraini menjalani observasi lanjutan sebelum operasi kedua dijalankan. Hasil observasi tersebut menyimpulkan bahwa Nuraini harus dipasang selang untuk mengeluarkan cairan hidung lewat jalur kepala.
Operasi berjalan lancar, cairan disaluran hidung berhasil dikeluarkan. Untuk menghindari bendungan cairan di hidung, tim dokter memasang selang untuk menghindari rembesan dari kepala ke saluran hidung.
Satu bulan setalah operasi, Nuraini melakukan kontrol rutinan. Ternyata selang yang dipasangkan ke saluran hidung lepas dan jatuh ke bagian perut. Karena kondisi tersebut Nuraini dirujuk ke RSUD dr. Soetomo Surabaya untuk CT Scan dan Rontgen.
Ditemani nenek buyut dan kakeknya, Nuraini menjalani pemeriksaan kesehataan lanjutan di RSUD dr. Soetomo. Selama di Surabaya Nuraini tinggal di Rumah Singgah Pasien (RSP YBM PLN-IZI Jawa Timur). Selama berada di RSP, Nuraini terlihat sangat bahagia. Semua pendamping, pasien, dan pengurus RSP sangat perhatian dan sayang dengan Nuraini.
Nuraini memang berhati lapang dan senyumnya menenangkan, namun dibalik semua itu ada ujian yang sedang dilaluinya. Anak sekecil itu belum selayaknya menghadapi semuanya sendiri, karena rahmat dan kasih sayang Allah lah nuraini bisa bertahan dan melalui semuanya. (rspizijatim)
Leave a Reply