SUMATERA UTARA – Rumah Singgah Pasien IZI-YBM PLN Sumut tidak hanya memberikan bantuan tempat tinggal dan pelayanan kesehatan kepada pasien dan pendamping pasien. RSP IZI-YBM PLN Sumut juga mengadakan pembinaan keagamaan dan pelatihan keterampilan kepada penghuni RSP agar tetap produktif dan tidak bosan selama berada di RSP. Untuk mengisi waktu luang pasien dan pendamping pasien, RSP IZI-YBM PLN Sumut Kembali mengadakan pelatihan bercocok tanam hidroponik. Pelatihan keterampilan tersebut diadakan pada Hari Jumat, 7 Juli 2023, pukul 17.00-18.30 WIB di Rumah Singgah Pasien IZI-YBM PLN Sumut, Jalan Bunga Lau Dalam No. 35, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan.
Adapun yang berkesempatan menjadi pemateri dalam pelatihan kali ini adalah Wilda Syafrianty selaku ahli dan pengusaha tanaman hidroponik dan Erwin Halim dari Hidroponik Shop Medan. Pelatihan diberikan kepada penghuni RSP dengan menggunakan bantuan modul pelatihan. Pertama-tama, Bu Wilda menjelaskan pengertian hidroponik, “Hidroponik adalah budidaya tanaman dengan menggunakan air dan larutan nutrisi tanpa menggunakan media tanah, di mana lahan semakin berkurang sehingga hidroponik dapat menjadi solusi bagi yang ingin bercocok tanam di lahan yang terbatas”. Selanjutnya Bu Wilda memaparkan apa saja yang perlu diperhatikan dalam pertanian hidroponik, mulai dari bahan dan peralatan yang dibutuhkan, penyemaian bibit, pemindahan bibit ke dalam media tanam, cara pemberian nutrisi, dan cara memanen.
Setelah memaparkan materi, selanjutnya Bu Wilda dibantu oleh Pak Erwin memberikan pelatihan praktik langsung kepada penghuni RSP. Pertama-tama, disiapkan media tanam berupa busa rock wool, net pot, dan sumbu. Rock wool berfungsi sebagai media tanam karena dapat mengikat air dengan kuat, net pot berfungsi untuk meletakkan tanaman ke dalam lubang tanam yang terbuat dari pipa, sedangkan sumbu berfungsi untuk membantu air dan nutrisi agar dapat diserap oleh tanaman. Setelah itu, pasien dan pendamping pasien memotong rock wool menjadi ukuran kecil sebesar 3×3 cm, kemudian rock wool dibasahi dengan air agar dapat dilakukan penyemaian bibit. Adapun jenis sayuran yang ditanam pada pelatihan hidroponik kali ini adalah sawi pahit, sawi manis, kailan, dan selada. Kemudian dilakukan pembenihan bibit ke rock wool yang sudah dibasahi tadi. Bibit tanaman kemudian disimpan di nampan dan diletakkan di tempat teduh selama 8 hari, bibit tersebut juga harus terkena sinar matahari pagi atau sore hari agar dapat tumbuh optimal. Selama kegiatan berlangsung, pasien dan pendamping pasien RSP sangat antusias, terdapat 10 peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Setelah dilakukan pembenihan, Pak Erwin menjelaskan tentang penggunaan nutrisi, “Jadi dalam bercocok tanam hidroponik terdapat nutrisi A dan B, masing-masing nutrisi tersebut harus dilarutkan dengan air terlebih dahulu agar dapat digunakan karena jika dilarutkan secara bersamaan akan menimbulkan endapan. Adapun cara penggunaannya untuk setiap liter air dibutuhkan 5-10 ml nutrisi A dan 5-10 ml nutrisi B tergantung jenis sayurannya. Untuk sayuran berdaun tipis seperti selada dapat menggunakan takaran 5 ml dan untuk sayuran yang daunnya agak tebal seperti sawi pahit dapat menggunakan takaran 10 ml”. Adapun masa panen tiap sayuran itu berbeda-beda tergantung jenisnya, untuk beberapa sayuran rata-rata dapat dipanen dalam waktu 35-40 hari, misalnya kangkung dan sawi. Sementara untuk tanaman lain seperti bayam, cabai, ataupun paprika beda lagi masa panennya.
Kegiatan kali ini membuat beberapa pendamping pasien tertarik untuk bercocok tanam hidroponik di kampung halaman mereka, misalnya Ibu Sri Wati dan Bapak Bahmid Siregar yang ingin mempraktikkan bercocok tanam hidroponik dengan alat dan bahan yang lebih sederhana. Semoga kegiatan yang telah dilaksanakan bermanfaat bagi penerima manfaat program RSP serta dapat meningkatkan produktivitas dan menjadi peluang bisnis sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf ekonomi pasien dan pendamping pasien RSP.
Leave a Reply