Adalah Kakek yang berusia 108 tahun ini bernama Ahyuddin Rasidi. Ia selamat ketika gempa mengguncang Lombok pada 5 Agustus silam. Walau meski kaki yang terluka dalam, ia pun harus merelakan sang Istrinya pergi akibat reruntuhan bangunan yang mengenainya.
Kakek Rasidi ini merupakan putra aseli Lombok Utara yang telah banyak meninggalkan jejak perjuangan.
Menurut salah seorang anaknya, Marzuki (50), sang Ayah telah menghabiskan masa mudanya dengan berperang gerilya melawan Belanda maupun Jepang. Tak sedikit bekas pukulan memar dan peluru yang menancap di kakinya, namun tetap juga sehat.
Selama masa tanggap darurat hingga pemulihan di Lombok ini, Almarhum Kakek Rasidi rutin mendapat penanganan medis dari tim kesehatan Inisiatif Zakat Indonesia yang beralamat di Posko Desa Dangiang Kabupaten Lombok Utara.
Salah satu pernyataan Sang Kakek kepada kami kala itu ialah, “Kemana pun kita pergi berjuang, selama maut ataupun peluru itu tidak menancap di kepala kita, maka sudah selayaknya tidak ada yang harus ditakuti. Karena kita berjuang memang untuk Allah, apabila meninggal, kalaupun maut menjemput, sudah jelas kita berperang untuk Allah.” ujarnya dengan suara lirih nan lembut tersebut.
Dan detik-detik Kakek Rasidi meninggal menurut sang Cucu, Sarah (20) ia menyampaikan bahwa Sang Kakek beramanat kepada keluarganya agar tetap berpegang pada ajaran Baginda Nabi Muhammad Saw.
Dan tepat pada hari Minggu (14/10) pukul 17.00 WITA, Kakek Rasidi menghembuskan nafas terakhirnya.
“Selamat tinggal, Kakek. Meski raga tak lagi ada, namun amanat itu begitu menancap didalam sanubari kami.” tutur Iwan Ardiansyah, salah seorang Tim Medis Spesialis IZI.
Mari kita terus bantu ringankan beban para Korban yang menimpa Lombok maupun Sulawesi Tengah.
Ricky IZI Pusat
Leave a Reply