Kegelisahan satu bagian dari tanda-tanda penyakit hati yang akan membawa kepada depresi. Hadirnya gelisah biasa datang dari proses kehilangan sesuatu yang sangat penting sehingga membuat emosi menjadi tidak stabil.
Rasulullah Saw pernah memberikan satu wejangan untuk mengatasi rasa gelisah dengan obat sedekah.
“Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” (dihasankan oleh syaikh Albani dalam Shahihul Jami’)
Hal ini lah yang dilakukan Khuzaimah saat dirinya kehilangan Lukman, anak keduanya. Pengusaha kredit murni di sekitar Cilegon, tempat tinggalnya itu, kini membaktikan dirinya untuk kemanusiaan bersama Inisiatif Zakat Indonesia.
Lukman adalah penderita kanker tulang stadium lanjut. Sebagai seorang ibu, Khuzaimah tak pernah putus dukungan kepada Lukman tuk melawan kanker yang dideritanya.
Saat Lukman kehilangan sebagian kakinya karena diamputasi, Khuzaimah mendatangi IZI untuk memasangkan kaki palsu bagi anaknya. Saat kanker telah menjalar hingga ke bagian paru-paru, hingga dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Wanita itu juga mendampinginya di manapun berada.
Banyak kenangan Lukman yang tersimpan kala di Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI, Salemba, Jakarta Pusat. Memori-memori itu yang menjadi pengikat emosi Khuzimah dengan RSP IZI ini.
Mulai dari berzikir, berdoa, dan mengaji Alquran bersama; mendengarkan celotehan Lukman tentang cita-citanya; menenangkannya kala berkeluh-kesah, hingga mengantarkan jenazahnya ke tempat peristirahatan terakhir bersama-sama pegawai RSP IZI. Semuanya berkelindan dalam satu memori utuh akan Lukman.
Khuzaimah telah mengikhlaskan anak keduanya kembali ke pangkuan Ilahi. Namun hatinya tetap kosong dan butuh diisi dengan hal-hal yang positif. Spontan saja ia bertanya kepada pegawai RSP IZI, agar berkesempatan terlibat mengurus pasien yang datang silih berganti.
Sedekah bisa dalam bentuk apa saja hingga hati terasa lapang. Ada yang mensedekahkan harta bendanya, ada pula dalam bentuk tenaga. Alhamdulillah, Allah SWT memberikan jalan bagi Khuzaimah membaktikan dirinya di Rumah Singgah Pasien IZI.
Sesuai jadwal, ia memasak dan mencuci pakaian para pasien. Wanita itu juga membersihkan tiap kamar yang tersedia hingga bersih-higienis. Selain itu, Khuzaimah memotivasi pasien dan keluarga pendamping untuk berpikir positif. RSP IZI menjadi lebih hidup dengan kehadirannya.
Di akhir sesi wawancara, ia panjatkan rasa syukur kepada Allah dan manajemen IZI yang telah berkhidmat kepada kaum dhuafa melalui program Rumah Singgah Pasien ini. Bahkan, Khuzaimah tak malu-malu mengajak suaminya untuk berbakti serta menghabiskan masa tua bersama di RSP ini. (DH)
Leave a Reply