Sepenuh hati orangtua tunggal ini merawat kedua anaknya. Kurang lebih tujuh tahun silam, sang suami meninggal dunia karena kecelakaan tabrak lari. Beban demi beban semakin berat ibu dua anak ini rasakan.
Selain harus menjadi single-parent, ibu Kaniyem harus berjuang sendiri membiayai pengobatan anak sulungnya, Aditiya Wahyu Indra (17), yang sejak bayi menderita hidrosefalus.
Kini usia Aditiya sudah tujuh belas tahun. Tubuhnya lemas, serta tak mampu beraktifitas secara normal, karena kepalanya yang makin membesar.
Pada saat usia tiga tahun, Aditiya sudah menjalani operasi pemasangan selang di tempurung kepala. Pasca-operasi, Aditiya kontrol 3 bulan sekali.
Kotrol kesehatan yang dijalaninya adalah pada tahun 2018. Semenjak pandemi Covid-19 mulai meluas, kontrol selang jadi terputus. Hal itu mengakibatkan Aditiya tidak lagi berobat.
Bagai buah simalakama, Ibu Kaniyem harus menjadi tulang punggung keluarga karena tidak bisa jauh-jauh dari Aditiya. Kebingungannya tak kunjung temui jalan keluar.
Aditiya harus menjalani terapi serta kontrol kesehatan karena sering kejang. Di saat yang bersamaan, ibu Kaniyem tidak bisa bekerja.
Di balik dilema yang menghampirinya, tak kunjung hilang semangat ibu Kaniyem merawat dan membesarkan anak-anaknya. Beliau meyakini bahwa tidak ada beban yang tak mampu dijalani manusia. Dengan banyak keterbatasan, Ibu Kaniyem dan Aditiya selalu bersyukur sepenuh hati dengan apa yang dimilikinya.
Selasa (06/10/2020), Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) perwakilan Yogyakarta memberi bantuan untuk biaya terapi dan kontrol Aditiya. Tergurat rasa syukur dan bahagia dari wanita hebat tersebut. Selain ungkapan terima kasih, ibu Kaniyem tidak lupa berdoa kepada semua yang peduli kepadanya.
“Terima kasih. Semoga Allah balas dengan kebaikan bagi sesiapa yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Mohon doakan Aditiya selalu sehat,” ucapnya dengan berkaca-kaca.
Rasa syukur bukan hanya ketika kita berada pada kebahagiaan dan kenyamanan, justru syukur yang bermakna adalah ketika kita berada pada titik terlemah kita. Mari ringankan beban Ibu Kaniyem dan Aditiya agar bisa rutin untuk berobat dan terapi. (Fitri Aisyah/IZI Jogja)
Leave a Reply