TANGSEL – Semua Sayang Hafiz! Barangkali kalimat itu pantas disematkan tatkala menggambarkan rasa sayang seorang Budeh (bibi) kepada keponakannya.
Hafiz Kiano Habibi (9 bulan), bayi yang sedang berjuang penyakit penyumbatan usus sejak usianya 7 bulan. Hafiz merupakan buah hati dari pasangan Bapak Daryono (44 th) dan Ibu Siti Aminah (31 th). Mereka tinggal di bilangan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten.
Bu Warsiti yang merupakan budehnya Hafiz menuturkan, awalnya keponakannya itu mengalami diare hebat. Lalu dilarikan ke RS di Pamulang, sepekan dirawat Hafiz dirujuk ke RSAB Harapan Kita.
Sesampainya di RSAB Harapan Kita, Hafiz langsung mendapat tindakan operasi. Pasca operasi ia mengalami gizi buruk, maka mengharuskannya mengkonsumsi susu khusus. Harga susunya kisaran 130.000/dus kecil untuk 3 hari minum saja dengan menggunakan alat NGT (Nasogastric Tube).
Mengutip www.alodokter.com, kondisi anak yang mengalami gizi buruk, bisa saja mengalami infeksi ataupun kekurangan vitamin/mineral tertentu, maka pemberian makanan dan obat yang efektif perlu dilakukan menggunakan alat NGT. Alat ini terdiri dari selang yang perlu dipasang melalui hidung menuju lambung.
Hafiz masih menjalankan kontrol rutin selama 2 minggu sekali di RSAB Harapan Kita, Jakarta. Bu Warsiti, sang Budeh setia mendampingi Hafiz selama ini karena Ibunya tidak bisa baca tulis.
Ibu Siti Aminah hanya seorang ibu rumah tangga, kesehariannya mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus kedua anaknya. Alhamdulillah, sudah 2 pekan sang ayah bekerja di warung nasi uduk.
Penghasilannya sebesar 900 ribu/bulan. Setiap pulang kerja biasanya Ia membawa nasi uduk untuk disantap bersama keluarganya. Sebelumnya ia menganggur setelah berhenti bekerja di warung pecel lele yang gulung tikar saat Ramadhan.
Selama itu, kebutuhan keluarga ini ditanggung Bu Warsiti dan juga adik dari Ibu Siti Aminah. Kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga ini antara lain kontrakan 750 ribu/bulan dan lainnya.
Khusus untuk Hafiz, diluar biaya keseharian lainnya. Diantaranya biaya transport kontrol bolak balik RS sebesar 150 ribu/pp, susu khusus 130 ribu/3 hari, dan diapers 60 ribu/minggu. Selain itu perlu mengganti tabung khusus untuk susu yang sudah retak seharga 400 ribu, namun belum terwujud.
“Bagaimanapun juga Hafiz ini keponakan saya, jadi saya sayang banget sama dia. Saya usahain pokoknya buat kebutuhan dia,” ujar Bu Warsiti, Budeh dari Hafiz menuturkan.
Saat kontrol terakhir dokter mengatakan peningkatan Berat Badan (BB) Hafiz masih kurang. Susu yang diberikan harus rutin dengan takaran yang sesuai. Jika berhenti minum sehari saja langsung ada penurunan berat badan, saat ini berat badan Hafiz hanya 4 kg.
Namun dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang, orang tua Hafiz tidak mampu membelikannya susu rutin dan sering dibuatkan susu dengan takaran kurang dari seharusnya.
_Saya juga hidupnya susah, kerja buruh cuci gosok, suami tukang kebun. Adik saya ga bisa baca tulis, udah repot sama anaknya. Saya sedih aja kemarin, nyari duit kemana lagi ini buat beli susu Hafiz. Alhamdulillah Senin kemarin dapat telfon dari IZI,” ucap Ibu Warsiti menutup pertemuan dengan Tim IZI di rumahnya di Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Leave a Reply