JAWA BARAT – Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah gambaran yang sedang di alami keluarga Dani Rusdiana yang beralamat di Saguling Cihonje, Kota Tasikmalaya. Sebelumnya Pak Dani memiliki usaha dan alhamdulillah usahanya maju namun sejak pandemi, lambat laun usaha yang di rintisnya semakin redup di tambah lagi musibah yang menimpa anak-anaknya sehingga mengharuskan bolak-balik ke RS untuk pengobatan.
Dani dan Mia dikaruniai 4 orang putra dan putri. Sebelumnya banyak yang tidak tahu kalau putri kedua dan keempat pak Dani memiliki penyakit yang bisa dibilang langka, tetapi karena seringnya pergi ke RSUD maka tetangga dan rekan mengetahuinya.
Putri keduanya yang bernama Syakila Diana Nurfadillah (11 tahun) di diagnosa mengalami Dyslexia and Alexia yaitu penurunan konsentrasi yang mengakibatkan IQ nya terus menurun sehingga banyak teman-teman sekolahnya membuli dan mengejek Syakila, sebagai orang tua tentu tak bisa melihat anaknya dirundung kesedihan karena memang Syakila berbeda dari teman-temannya. Sebagai orangtua tentunya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya begitupun dengan pak Dani berusaha semaksimal mungkin agar anaknya bisa sembuh seperti anak-anak pada umumnya. Sehingga tak ada ejekan atau bulian terhadap putrinya.
Begitu berat cobaan yang sedang dialami keluarga ini, belum selesai Syakila menjalani pengobatan ternyata putri bungsunya pun harus menjalani pengobatan yang cukup panjang. Hasil pemeriksaan Syakila di jadwalkan untuk melakukan terapi dan itu membutuhkan beberapa tahan lagi.
Kondisi Aiskha pun setiap menjelang malam selalu demam dan itu terjadi sejak masih bayi sampai saat ini usia 2 tahun masih dialaminya. Setelah melakukan pemeriksaan di salah satu RS Kota Bandung Aiskha didiagnosa mengalami downsyndrom.
Gejala yang dialami Aiskha demam serta berat badannya semakit menurun, setiap malam beliau tidak bisa tidur dengan nyenyak karena demam yang ia alami. Karena keterbatasan dokter dan alat penunjang medis di daerah, akhirnya kedua putri pak Dani di rujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
“Sebagai seorang ibu melihat kedua putri saya dibatasi kegiatannya oleh suatu penyakit amat mengiris hati saya. Hampir tiap malam saya menangis dan memohon kepada sang pencipta untuk mencabut penyakit kedua putri saya.” cerita Ibu Mia
Pak Dani sang pencari nafkah pun harus terhenti sementara, karena terus mendampingi kedua putrinya berobat di Kota Bandung.
Untuk bekal sehari-hari alhamdulillah selalu ada orang baik yang membantu, sedangkan untuk tinggal selama berobat di RSHS dipertemukan dengan Rumah Singgah Pasien IZI-YBM PLN sehingga selama pengobatan bisa singgah di sana. a Masih amat panjang perjalanan pengobatan kedua putri Pak Dani, semoga lebih banyak sahabat IZI yang dapat membantu pengobatan Syakila dan Aiskha.
Leave a Reply