Semarang – Di usia 56 tahun, Tiwi harus menjalani ujian berat berupa kanker peritoneum. Penyakit tersebut mengharuskannya menjalani rangkaian pengobatan sinar radiasi dan kemoterapi secara rutin. Keinginannya untuk menjalani tindakan operasi belum dapat dilakukan karena dokter menilai risikonya sangat besar, mengingat sel kanker berada di permukaan perut. Di tengah keterbatasan fisik dan usia yang tak lagi muda, Tiwi terus berikhtiar menjalani pengobatan dengan penuh kesabaran.
Awal mula sakit yang dirasakan Tiwi bermula dari munculnya benjolan di area perut yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Seiring waktu, kondisi tersebut semakin memburuk hingga menyebabkan perutnya membengkak. Dari rumah sakit daerah, Tiwi kemudian dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi Semarang untuk mendapatkan penanganan lanjutan dan pengobatan yang lebih intensif.

Dalam perjuangan melawan penyakitnya, Tiwi harus menjalani proses berobat dengan keterbatasan pendampingan keluarga. Ia memiliki dua orang putri yang telah berkeluarga dan memiliki anak-anak yang masih kecil sehingga belum dapat mendampingi secara penuh. Sementara sang suami harus tetap bekerja sebagai petani di kampung halaman demi mencukupi kebutuhan keluarga. Selama menjalani rawat jalan di Semarang, Tiwi tinggal di Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI Jawa Tengah yang menjadi tempat bernaung dan beristirahat.
Tiwi mengaku sangat bersyukur bisa tinggal di Rumah Singgah Pasien IZI Jawa Tengah. “Alhamdulillah, saya tidak merasa kesepian di sini meskipun jauh dari keluarga. Saya bertemu banyak orang yang senasib, saling menguatkan, rasanya seperti punya keluarga baru,” ungkap Tiwi.
Tiwi juga merasakan banyak manfaat dari berbagai kegiatan yang ada. “Setiap hari ada kegiatan yang bermanfaat, membuat hati saya lebih tenang dan kuat menjalani pengobatan. Terima kasih untuk semua yang telah membantu menghadirkan rumah singgah ini,” tutur Tiwi dengan penuh haru.

Leave a Reply