Wandya, remaja berusia 21 tahun itu datang kepada saya dengan mata yang sembab serta muka polos dan lugunya. “Bu, saya mau izin pulang pergi ke Jombang selama 3 hari, subuh saya naik kereta ke Jombang dan sore kembali ke Rumah Singgah Pasien IZI & YBM lagi, karena jatah absen kuliah saya sudah habis, jika saya ndak masuk kelas lagi, saya ndak bisa ikut ujian dan harus mengulang mata kuliahnya tahun depan” tutur Windya
Sudah lebih dari 3 tahun ini Wandya merawat sang nenek yang sudah berusia 83 tahun yang sedang mengalami sakit. Sejak menjadi yatim, Wandya dan ibunya tinggal bersama mbah Wiji. Dulunya ibu dan nenek Wandya mengandalkan hasil ladang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Namun seiring berjalannya waktu, harga pupuk dan harga jual sayuran tidak bisa diandalkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan untuk kebutuhan pokok makan saja kurang. Akhirnya ibunda Wandya merantau ke Jakarta bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga. Sejak saat itu Wandya dan mbah Wiji hanya hidup berdua di rumah gubuk yang ada di Jombang, Jawa Timur.
Waktu berlalu begitu cepat, mbah Wiji semakin hari juga semakin renta dan mudah sekali merasa lelah dan sakit-sakitan. Sedangkan Wandya gadis belia ini dengan semangat tetap berkuliah demi menggapai cita-cita yang dapat mengubah nasib keluarganya. Awal tahun 2023 mbah Wiji tiba-tiba saja mengalami pendarahan dan seketika tubuhnya lemas. Mendapati kondisi tersebut, Wandya menginfokan kondisi neneknya ke pakdenya yang jarak rumahnya tak jauh dari rumah neneknya.
“Waktu mbah awal sakit itu saya sudah minta pertimbangan ke pakde, mbah ini diobatkan dimana, saya ndak dapat masukan malah pakde membuat hati saya sakit, pakde menganggap lebih baik mbah dibiarkan saja karena sudah tua, berobat juga tidak akan membuahkan hasil” ungkap Wandya sambil bercucuran air mata.
Hanya Wandya dan ibunya saja yang perhatian dengan kondisi mbah Wiji. Windya akhirnya harus membagi waktunya dengan kuliah sambil merawat dan menemani sang nenek berobat. “Saya bingung bu, saya ingin kuliah saya tuntas, tapi bagaimana dengan mbah, sering kali saya ndak tega ninggal mbah ke kampus, karna sempat waktu itu mbah saya titipkan pakde, mbah jatuh dari kamar mandi dan sampai saya pulang dari kampus mbah masih di kamar mandi, tak ada satupun orang di rumah” ujar Wandya.
Saat ini Wandya yang menemani mbah Wiji berobat di Surabaya untuk sakit kanker serviks yang di deritanya. Dari RSUD jombang mbah Wiji dirujuk ke RSUD dr. Soetomo untuk menjalani operasi. Sedangkan ibunda Wandya mencarikan dana untuk pengobatan mbah Wiji dan biaya kuliah Windya.
Leave a Reply