“Sesungguhnya amal-amal itu bergantung kepada niatnya.” (HR Muslim 1907)
Demikianlah Rasulullah s.a.w. bersabda. Dengan demikian, tidak sah puasa seseorang apabila tidak didahului dengan niat.
Niat untuk puasa Ramadhan dilaksanakan pada malam hari sebelum puasa pada keesokan harinya, berdasarkan sabda Rasulullah s.a.w.:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ مِنَ اللَّيْلِ، فَلَا صِيَامَ لَهُ
“Barangsiapa yang tidak meniatkan puasa dari alam harinya maka tidak ada puasa baginya (tidak sah).” (HR Nasai 2334)
Niat tempatnya di dalam hati, sehingga tidak perlu dan tidak pula ada tuntunan untuk mengucapkanya dengan lisan kecuali niat untuk ihram. Di luar itu, terdapat pendapat yang membolehkan bahkan menganjurkan untuk mengucapkan niat ibadah selain ihram terutama bagi mereka yang hatinya was-was atau ragu-ragu terhadap niatnya.
Mengucapkan niat puasa Ramadhan setelah Shalat Tarawih sesuai dengan tuntunan bahwa niat tersebut harus dilaksanakan pada malam hari sebelum fajar. Akan tetapi, tidak ada kewajiban atau anjuran untuk mengkhususkan waktu maupun tatacaranya.
Demikianlah penjelasan dari Biro Kepatuhan Syariah IZI menjawab semoga dengan niat di luruskan kembali kepada Allah.
Leave a Reply