Di zaman serba digital, banyak pelaku content maker yang melakukan eksperimen sosial. Kontribusi mereka melalui media sosial bertujuan untuk menginformasikan kepada publik apa yang tidak publik dapatkan melalui stasiun berita televisi kebanyakan.
Sekiranya eksperimen sosial ini dilakukan kepada orang seperti Muhlis (27), ia tentu sudah menjadi terkenal. Tapi Muhlis bukan seorang content creator, juga tak memiliki kerabat dekat atau tetangga yang memiliki kegemaran serupa. Ia tinggal di wilayah yang diapit kabupaten Takalar dan Jeneponto; yang jarang berinisiatif melakukan social experiment.
Sebaliknya, warga Takalar dan Jeneponto banyak yang mengadu dan meminta bantuan kepada Muhlis untuk meringankan kehidupan mereka. Meski sejatinya pria kelahiran 1995 itu memiliki persoalan ekonomi yang sama, Muhlis tetap sabar melayani mereka, bahkan membantu mereka melalui perantara Mitra IZI di Sulawesi Selatan.
Keberhasilan Muhlis yang pertama adalah menggandeng donator dari Bazma Pertamina. Donasi yang disalurkan mampu meringankan beban hidup warga Takalar dan sekitarnya.
Keberhasilan yang satu membawa keberhasilan yang lain. Jiwa sosial pria lulusan Sastra Arab UIN Alauddin, Sulawesi Selatan itu pun semakin membara karenanya. Ia resmi bergabung bersama IZI pada 2017 lalu.
Tak hanya berhenti di situ, Muhlis melanjutkan misi sosialnya ke Desa Pallengo, Kec. Bangkala, Kab. Jeneponto, yang terkenal dengan medan jalannya yang sulit dilewati. Namun bagi Muhlis, hal itu tidak ada apa-apanya.
“Saya sangat prihatin akan keadaan masyarakat di sana, karena kebanyakan dari mereka tidak memiliki pekerjaan tetap dan hanya buruh serabutan biasa,” ucap Muhlis dalam rapat evaluasi pekanan bersama rekan IZI lainnya.
Muhlis termasuk orang yang selalu diterpa masa-masa sulit. Akan tetapi, kondisi itu bukanlah penghambat jiwa sosial Muhlis tuk memberikan yang terbaik bagi kaum dhuafa. Masih banyak dhuafa yang lebih memprihatinkan dibanding kehidupannya sekarang. Ia pun masih bersyukur masih diberikan kelebihan harta oleh Allah SWT.
“Saya juga dulu pernah ada di kehidupan yang paling bawah, banyak sekali kesulitan. Dengan Allah memberikan jalan seperti ini saja, dapat menjadi perantara untuk menolong orang saya sudah sangat senang.” Ujar Kepala Rumah Singgah Pasien IZI perwakilan Sulawesi Selatan itu kini. (DH)
Leave a Reply