Secara bahasa, itsar berarti mengutamakan atau mendahulukan. Sedangkan secara istilah artinya mendahulukan oranglain dibandingkan dirinya sendiri terhadap sesuatu yang bermanfaat.
Itsar ini sebenarnya salah satu adab dan akhlak seorang muslim yang saat ini bisa dibilang, sudah jarang yang melakukannya. Padahal banyak sekali manfaat dari sikap itsar terhadap saudara.
Berikut ini beberaapa manfaat dari sikap itsar:
- Menumbuhkan kasih sayang
Sikap perhatian yang diperhatikan kepada orang lain dapat menumbuhkan rasa kasih sayang. Itu sebabnya Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk saling memberikan hadiah agar tumbuh rasa kasih sayang terhadap saudara seiman.
“Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)
2. Menghilangkan kedengkian
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa sifat dengki sejatinya dimiliki oleh semua orang. Hanya saja ada yang tidak dapat menahan dirinya hingga kedengkian itu mengakar di dalam hatinya. Nah saling menghadiahi juga dapat menghilangkan kedengkian.
“Saling menghadiahilah kalian karena sesungguhnya hadiah itu akan mencabut/menghilangkan kedengkian.” (HR. Al-Bazzar no. 1937)
3. Allah mudahkan urusan di dunia dan akhirat
Berbuat itsar, sama juga kita memudahkan urusan orang lain. Dan Allah menyukai hamba-Nya yang berbuat baik kepada orang lain dan menjanjikan orang-orang yang itsar, untuk memudahkan urusannya pula.
“Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat.. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR Muslim)
- Orang yang beruntung
Dahulu sahabat dari suku Anshar sangat mencintai sahabat dari golongan Muhajirin bahkan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada saudara seimannya tersebut. Allah menyebut dalam surat Al-Hasyr, bahwa orang yang berbuat baik dan memelihara dirinya dari kekikiran, bahwa mereka termasuk orang-orang yang beruntung. Orang yang itsar sudah tentu bukan termasuk orang yang kikir. Mereka akan senantiasa mengutamakan kepentingan saudarnya dibandingkan kepentingan pribadi.
“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang-orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada memiliki keinginan di dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)
- Termasuk amalan yang dicintai Allah
Itsar terhadap saudara juga termasuk perbuatan yang dicintai Allah dan pelakunya akan dicintai oleh Allah pula. Orang yang itsar biasanya akan dengan sukarela memudahkan urusan saudaranya tanpa diminta. Mereka ingin selalu bermanfaat bagi saudaranya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Orang yang paling dicintai oleh Allah ‘Azza wa jalla adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain. Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kesenangan yang diberikan kepada sesama muslim, menghilangkan kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh, aku berjalan bersama salah seorang saudaraku untuk menunaikan keperluannya lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) sebulan lamanya. Barangsiapa berjalan bersama salah seorang saudaranya dalam rangka memenuhi kebutuhannya sampai selesai, maka Alloh akan meneguhkan tapak kakinya pada hari ketika semua tapak kaki tergelincir. Sesungguhnya akhlak yang buruk akan merusak amal sebagaimana cuka yang merusak madu.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abid-Dunya dengan sanad hasan)
Sudahkah kita itsar kepada orang lain? Atau kita masih termasuk orang yang kikir dan selalu mementingkan diri sendiri? (SH/RI)
Leave a Reply