Surabaya – 9 tahun yang lalu Mahfudhoh bertemu sang suami yang juga sama sama bekerja sebagai buruh di Malaysia. Melangsungkan nikah di Malaysia dan tak lama kemudian badai covid menerpa yang berakibat pada pekerja luar negeri mengalami kesulitan untuk pulang ke Indonesia. Setelah ketentuan lockdown mulai mereda Mahfudhoh memutuskan untuk pulang ke Indonesia karna kondisi beliau hamil anak pertama.
Sesampainya di Indonesia kondisi kesehatan mertuanya mengalami penurunan, hingga tak bisa mengasuh kakak ipar Mahfudhoh yang mengalami bisu dan tuli. Setelah diperiksakan ternyata pak muselan mengalami infeksi yang di serius di area mata sebelah kirinya akibat luka jamur kulit yang tidak di obati secara tepat dan steril. Hal itu menyebabkan peradangan di mata dan harus di rujuk ke RSUD dr Sutomo untuk penanganan yang lebih lengkap.
Beberapa bulan menunggu antrian penanganan BPJS yang tak kunjung datang, akhirnya Mahfudhoh nekat untuk menempuh biaya mandiri untuk pengobatan mertuanya karena kondisi yang semakin parah. Dana yang ia kumpulkan bersama suaminya selama di Malaysia dengan harapan dapat menuntaskan pembangunan rumah Muselan di kecamatan Dukun Gresik terpaksa ia alokasikan untuk kebutuhan pengobatan Muselan. Sekali penanganan dengan biaya mandiri bisa menghabiskan dana sekitar 4 sampai 5 juta, biaya tersebut belum termasuk transport dan makan selama menjalani pengobatan.
Setelah Muselan dinyatakan siap untuk operasi, barulah Mahfudhoh menggunakan asuransi BPJS untuk biaya pengobatan karna dana yang tersedia semakin menipis. Sesudah dilakukan operasi di RSUD dr Sutomo penanganan selanjutnya ialah kemo dan sinar. Saat itu Mahfudhoh harus berkejaran dengan waktu untuk segera bergegas pulang ke rumah karena ada kakak ipar dan anaknya yang masih balita yang ia titipkan di ibunya yang juga sudah berusia senja. “Waktu belum tau info tentang RSP ini rasanya saya pontang panting tenaga dan biaya, mau tinggal di Surabaya gak ada dana lebih, kalau mau pulang juga capek di badan” tutur Mahfudhoh.
Alhamdulillah, Mahfudhoh mengetahui informasi rumah singgah IZI – YBM PLN dari sesama pasien saat menjalani terapi sinar di RSUD dr Sutomo. “Saya merasa sangat terbantu dengan adanya rumah singgah IZI – YBM PLN, semoga lancar dan berkah selalu untuk semua donatur dan pengurus. Tempat ini kebutuhan penting untuk pasien seperti saya. Sekali lagi terima kasih banyak sudah memberikan tempat dan pelayanan terbaik untuk saya dan keluarga.” Tutur Mahfudhoh dengan raut wajah berkaca kaca.
Leave a Reply