JAWA TIMUR – Bu Reni mengalami penebalan kornea mata sejak 2 tahun yang lalu. Bermula saat ia menegur anak ketiganya (2,5 th) yang sedang bermain untuk segera belajar, tangan sang anak tak sengaja mengenai kornea mata kanan ibunya. Semakin hari pandangan bu Reni semakin buram dan akhirnya setelah satu minggu, mata sebelah kanannya sudah tidak dapat melihat. Tak hanya itu, kornea matanya semakin membesar setiap harinya. Hal itu membuat bu Reni mengalami depresi, ia membuang semua perlengkapan kosmetiknya dan tak mau keluar rumah hingga hampir 1 tahun lamanya.
Beberapa bulan kemudian bu Reni mengandung anak keempatnya, bidan menyarankan untuk operasi caesar akibat dari kondisi matanya. Kondisi hamil itulah yang membuat bu Reni memberanikan diri keluar rumah untuk memeriksakan kandungannya dan mulai bekerja lagi. Mengingat penghasilan keluarga hanya didapat dari ibunya yang sudah lansia berumur 62 tahun, sang ibu bekerja sebagai buruh pencetak kerupuk. Penghasilan dalam satu hari adalah Rp 20.000 sehingga dalam satu bulan penghasilannya hanya sebesar Rp 600.000.
Suami bu Reni saat ini sedang berada di lapas Jombang. Awal tahun 2022, suami bu Reni tak sengaja menabrak orang hingga meninggal. Ia divonis hukuman penjara 4 tahun hingga tahun 2026. Sehingga sampai saat ini suami bu Reni belum pernah bertemu secara langsung dengan anaknya.
Pada bulan April 2022, bu Reni memeriksakan kornea matanya yang semakin membesar ke RSUD Blambangan Banyuwangi. Tetapi karena peralatan medis dan tenaga kesehatan yang kurang memadai, bu Reni dirujuk ke RS Mata Undaan Surabaya. Takut dengan biaya hidup yang besar saat di Surabaya ia mengurungkan diri untuk berangkat.
Ujian hidup yang terus ada membuat bu Reni semakin tegar. Allah berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Insyirah ayat 5 bahwa “Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.” Pada Bulan Januari 2023, Bu Reni dipertemukan dan dibantu oleh YBM PLN untuk bisa melanjutkan pengobatan ke Rumah Sakit Mata Undaan dan selama masa rawat jalan, ia tinggal di Rumah Singgah Pasien IZI-YBM PLN.
“Alhamdulillah ya Allah, terimakasih IZI dan YBM PLN sudah bantu saya, kalau ndak ada Rumah Singgah saya ndak tahu jadi berobat ke Surabaya atau ndak. Disini saya ndak perlu keluar uang untuk ngekos dan beli makanan karena disini gratis.” Tutur bu Reni penerima manfaat Rumah Singgah Pasien.
Setelah menjalani kontrol dan observasi pra operasi, Bu Reni dijadwalkan operasi tanggal 10 Februari 2023, bola mata sebelah kanannya akan diambil supaya tidak semakin membesar dan tidak menular ke organ lainnya. (rspizijatim)
Leave a Reply