MEDAN (IZI News) – Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan generasi bangsa. Pendidikan adalah hal yang urgent dalam menciptakan generasi terbaik bangsa. Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Di dalam proses pendidikan ini, seseorang dibentuk menjadi manusia yang lebih baik. Berangkat dari hal tersebut, kemiskinan menjadi momok terbesar dalam menghadapi pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak banyak dari mereka yang hanya sampai ke tahap SMA dan tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi (Universitas), bahkan ada yang hanya sampai di tahap SD maupun SMP. (29/1)
Dinda Annisa Ramadhani, anak kedua dari 3 bersaudara yang juga seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU). Dinda memiliki cita-cita tinggi dalam menempuh pendidikan. Berawal dari keyakinannya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu kuliah beliau menempuh berbagai cara untuk bisa bertahan melanjutkan pendidikannya. Dinda berdomisili asli di Namorambe dan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya bekerja sebagai seorang Satpam dan juga berjualan roti keliling sebagai sampingan untuk biaya tambahan hidup keluarganya.
Menurut penuturannya, setelah sepulang bekerja sebagai Satpam ayahnya langsung bergegas mengambil roti di tempat pemasok dan langsung dijual dengan cara berkeliling. Dalam sehari, ayahnya hanya mampu menjual 30-60 roti dengan keuntungan Rp.60.000. Gaji yang ia terima selama menjadi Satpam pun hanya sebesar 1,8 juta/bulan. Begitupun, belum mampu untuk memenuhi biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari. Ibunya yang membantu dengan menjadi guru ngaji juga belum bisa menambah biaya untuk pembayaran uang kuliah Dinda.
Sebelumnya, untuk memenuhi tuntutan biaya kuliah Dinda seperti uang buku, uang semester, uang makan, dll, ayahnya meminjam uang kepada sanak saudara dan sampai menjual barang-barang di rumah yang masih memilik nilai jual. Tidak hanya Dinda yang harus dibiayai, adik-adik Dinda yang masih sekolah juga menjadi hal penting untuk diperhatikan.
Selasa (22/01/2019), merupakan hari terakhir dalam pembayaran uang semesteran di Universitas Negeri Islam Sumatera Utara, namun diperpanjang hingga tanggal 30 Januari 2019. Hal tersebut sangat membingunkan Dinda yang belum membayar uang kuliahnya. Semangat kuliahnya begitu besar meskipun keadaan orang tuanya kurang mampu. Uang kuliah sebesar 2.300.000,- sangat menyulitkan keluarganya. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja belum cukup apalagi membayar uang kuliah Dinda.
Demikian kisah Dinda seorang gadis asal Makasar yang mimpinya masih menyala namun mulai meredup karena kesulitannya dalam membayar biaya kuliah semesterannya. Semoga mata hati kita senantiasa terbuka untuk sama-sama saling membantu dan memperhatikan orang-orang di lingkungan sekitar.
Leave a Reply