Para amil adalah orang-orang yang bebas, mereka, dan cenderung selalu mandiri juga kritis dalam berpikir. Dan saat mereka semua bergabung dalam sebuah agenda, tentu saja mereka telah paham dan mengerti betul akan tujuan dan visinya. Sehingga menyatukan para amil dalam dimensi gerak Bersama di seluruh nusantara bukan sesuatu yang sulit dilakukan.
Para amil kini terus menerus berlatih, bersinergi dan bekerja sama untuk menyatukan kekuatan dan kemampuan dalam mengatasi masalah yang ada secara strategis dan efektif. Semua potensi terus dioptimalkan, termasuk seluruh jejaring dan lingkaran-lingkaran yang terhubung, atas dan untuk kebaikan dan kesejahteraan rakyat bangsa ini. Para amil lintas generasi saatnya akan dipanggil bergabung, mewujudkan negeri yang baldhatun thoyibbatun warobbun ghofur.
Apakah mudah? Tentu jawaban-nya tidak sederhana. Ini semua kembali pada niat, kemampuan serta modal sosial masing-masing, jaringan yang diikuti serta situasi politik yang ada. Namun pada dasarnya cita-cita besar untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat miskin tak pernah padam sedikitpun di benak para amil. Mereka ini akan menjadi penggenggam bara semangat bagi gerakan zakat. Di tangan para amil spirit zakat menjadi nyata dan mewujud di tengah umat dan bangsa. Para amil juga bukanlah buih, mereka dengan idealisme yang kuat justru akan menjadi besi, yang bergerak tak henti melayani sesama dengan terus menjaga nalar dan idealisme mereka.
Para amil, sebagian akan juga melakukan migrasi, mengisi beragam kekosongan jabatan diberbagai peluang yang tersedia. Namun bila mereka jiwanya telah terasah sebagai amil yang baik, maka kemanapun mereka akan bermuara, sejatinya mereka justru akan menjadi penguat gerakan untuk membantu sesama. Semakin luas dan strategis para diaspora amil ini menyebar, akan semakin menambah kekuatan dan daya ungkit untuk perbaikan dunia zakat.
Baca Halaman Selanjutnya
Leave a Reply