Jakarta — Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, kisah perjuangan Keny Maya Sindu, seorang ibu asal Cirebon, menjadi pengingat bahwa harapan adalah sesuatu yang tak pernah boleh padam, walau jalan yang ditempuh penuh liku dan air mata.
Segalanya bermula di hari Minggu pagi, awal Maret 2023. Saat itu, pukul 06.00 WIB, Keny tiba-tiba merasakan nyeri luar biasa di bagian kanan bawah perutnya. Beliau segera dilarikan ke IGD RS Pasar Minggu Cirebon. Setelah serangkaian pemeriksaan, dokter menyimpulkan bahwa beliau mengalami usus buntu yang harus segera dioperasi. Namun saat operasi berlangsung selama 6 jam, ditemukan hal yang jauh lebih mengkhawatirkan: adanya tumor di bagian usus.
Operasi tersebut menjadi awal dari perjalanan panjang Keny. Ia pun harus menjalani delapan kali kemoterapi di RS Mitra Plumbon Cirebon karena keterbatasan fasilitas di rumah sakit awal. Pada November 2023, hasil pemeriksaan menunjukkan harapan—dokter menyatakan kondisinya bersih. Namun harapan itu hanya sejenak. Pada Agustus 2024, rasa sakit kembali datang. Kali ini disertai dengan pembesaran perut yang signifikan dalam hitungan bulan. Pada awal November, Keny diperiksa di RSD Gunung Jati Cirebon. Di sinilah kabar mengejutkan kembali datang: ia didiagnosis menderita tumor ganas ovarium.
Namun perjuangan belum selesai. Karena keterbatasan alat medis, rumah sakit tempat ia diperiksa tidak mampu menangani kasus ini, sehingga Keny dirujuk ke RSCM Jakarta. Tanpa sanak keluarga di ibukota dan dengan keterbatasan dana, Keny dan keluarganya terpaksa bermalam di ruang tunggu IGD RSCM. Selama seminggu, mereka bertahan di kos-kosan seadanya hingga akhirnya, dengan bantuan seorang satpam yang berhati mulia, mereka diarahkan ke rumah singgah RSP IZI YBM, tempat mereka kini bernaung sementara.
Saat ini, Keny masih menunggu jadwal operasi di RSCM. Di tengah perjuangan yang berat, ia tetap tersenyum, ditemani semangat keluarga dan harapan untuk pulih. Kisah Keny adalah potret nyata dari ribuan warga Indonesia yang harus berjuang bukan hanya melawan penyakit, tetapi juga melawan keterbatasan akses dan ekonomi. Ia tidak meminta banyak, hanya satu hal: kesempatan untuk hidup lebih lama, agar bisa terus mendampingi keluarganya.
Leave a Reply