JAWA BARAT – Rumah Singgah Pasien IZI merupakan salah satu program untuk memfasilitasi gratis para pasien fakir, miskin dan dhuafa selama berobat di rumah sakit rujukan di kota-kota besar, adapun fasilitas yang didapat ialah tempat tidur, makan sehari-hari, pengantaran melalui ambulance dan bimbingan keislaman.
Seperti pasien yaitu Adiva Aulia Azzahra (10 Thn) yang beralamat lengkap Dusun Gedung Palungpung Rt/Rw 02/04 kelurahan Tulinggis Kecamatan Kalipicung Kabupaten Pangandaran Jawa Barat, ia merupakan anak ke 4 dari ibu Hayani, ayah dan ibunya harus berpisah dan saat ini Adiva tinggal bersama sang Ibu.
Sejak usia 4 tahun Adiva sering demam bahkan hampir setiap minggu, berobat pun rutin ke bidan Ketika Adiva mengalami demam. Setelah dari bidan disarankan untuk ke Puskesmas untuk dirawat hampir 1 pekan Adiva di rawat di Puskesmas.
Kondisi mulai membaik Adiva disarankan untuk melakukan pengobatan rawat jalan. Namun setelah pulang dari Puskesmas sakit Adiva selalu kambuh dan itu berjalan selama 1 tahun. Pihak Puskesmas pun menyarankan Adiva untuk dibawa ke dokter spesialis anak untuk diperiksa lebih lanjut. Hasilnya ternyata ada kelainan dan mengharuskan Adiva melakukan pengobatan lebih lanjut.
Setelah beberapa bulan cek up di RSUD Adiva di vonis gejala Leukimia Limfoblastik Akut, dengan diagnosis awal adalah Sitisis akut, karena tidak kunjung membaik juga tahun pertama dan tahun kedua akhrnya dokter RSUD Banjar merujuk adiva ke RSHS ke poli Nefrologi atau ginjal anak dan hematologi anak karena ada 2 diagnosos awal yaitu Leukimia Limfoblastik Akut dan Sitisis akut. Pada awalnya adiva mengalami buang air kecil sakit, gusinya berdarah, sering mimisan dan badannya mudah sakit.
Sebelumnya pengobatan Adiva sempat terhenti, qadarullah kakaknya Adiva meninggal dunia karena sakit kanker darah. Sang Ibu kemudian Kembali bangkit setelah keterpurukan dan kehilangan sang anak. Hal ini tak mau terulang dan terjadi kepada Adiva.
Selama menjalani pengobatan disini adiva mengalami keluhan yaitu kesulitan BAB dan BABnya setiap 1 bulan sekali, dan dilakukan terapi sehingga alhamdulillah bisa buang air besar seminggu sekali.
Kemudian setelah itu karena berat badan Adiva tidak naik Adiva di rujuk ke poli gizi dan dilakukan terapi di poli gizi. Seiring berjalannya waktu adiva terus berobat dan selama itu pula dokter masih tetap terus mencari tahu tentang penyakit adiva. Selama berobat di rumah sakit adiva tinggal di kontrakan yang dekat dengan RSHS, namun lama kelamaan bekal nya mulai menipis dan mencari rumah-rumah singgah untuk sementara waktu dan akhirnya menemukan Rumah Singgah Pasien IZI, Alhamdulillah selama di rumah singgah pasien IZI ini Adiva terbantu dari makanan dan juga tempat tinggal.
Ibu Hayani sangat berterima kasih adanya RSP ini, karena jadwal pengobatan yang cukup panjang mengurangi biaya selama pengobatan di Bandung. Ujian dan selalu di syukuri oleh bu Hayani, ia harus tetap bersabar dan menjalani kehidupan untuk anak-anaknya. Adiva yang di uji sakit dan juga bahkan sekarang selain di RSHS ia juga melakukan pengobatan di RS Cicendo karena ada kelainan di bagian mata. Selain itu ia juga harus bersabar Ketika anaknya (Kakaknya Adiva) di diagnose tumor gusi. Dan ia juga harus tetap kuat Ketika sakit yang ia alami sedang kambuh. Ibu Hayati di diagnose mengalami sakit auto imun. Setiap harinya selama tinggal di RSP IZI Jabar bu Hayani selalu ada jadwal kontrok ke RSHS. Entah itu jadwal Adiva, Kakaknya atau bahkan dirinya.
Ia sudah tak punya bekal lagi untuk biaya pengobatan karena sudah habis di jual. Selama ini ia bisa berobat dari hasil menjual rumah dan juga sawah. Ia merasa terbantu dengan adanya RSP IZI, karena bisa meringankan biaya pengobatan selama berobat di RSHS. Karena banyak obat adiva yang tidak di cover oleh BPJS.
Leave a Reply