Medan (IZI News) – Lewat program IZI TO FIT, IZI kembali menyalurkan kaki palsu untuk seseorang yang sangat menginginkannya agar dapat kembali merasakan nikmatnya berjalan. Melalui program penyaluran 1000 kali palsu gratis ini alhamdulillah IZI bisa menyalurkan 3 kaki palsu kepada 3 penerima manfaat program IZI ini. Mereka adalah Wili Azri, Yuspasija, dan Nurhayati. Yuspasija (39 tahun) adalah seorang Mustahik yang bekerja sebagai penjual gorengan dan snack ringan di depan rumahnya di jalan kertas Gatot Subroto,Medan Petisah. Keterbatasan tidak menjadikan Yuspasija berdiam diri dan pasrah akan takdir yang ada. Beliau terus berusaha dan berikhtiar untuk mencari rezeki.
Ibu Yuspasija kehilangan kakinya dikarenakan kecelakaan yang dialami keluarganya pada bulan Juni 2016 lalu. Waktu itu Ibu Yuspasija dan suami ingin mengunjungi sanak saudaranya di daerah Tanjung Pura, saat menuju perjalanan qadarullah mereka mengalami kecelakaan, Yuspasija dan keluarga ditabrak oleh mobil yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas dengan kecepatan yang sangat kencang.
“Ketika kami terjatuh, tiba-tiba datang lagi mobil dari arah depan dengan cepat sehingga melukai kaki saya.” Ujar Ibu Yuspasija. Ibu Yuspasija pun dilarikan kerumah sakit dengan darah yang bercucuran di kakinya, dokter pun segera ambil tindakan medis dengan keputusan harus mengamputasi kakinya. Tidak hanya Ibu Yuspasija, suami dan kedua anaknya pun mengalami luka yang sangat parah, anak lelakinya mengalami patah tulang sebanyak 13 tulang.
“Suami saya mengalami patah tulang di bagian pinggang, hingga kini suami saya tidak bisa lagi untuk banyak beraktivitas.” Lanjut Bu Yuspasija. Kondisi inilah yang akhirnya membuat Ibu Yuspasija harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Selain itu juga ada Nurhayati yang berusia 37 tahun, beliau mengalami cacat dari lahir dan impian nya untuk bisa merasakan indahnya berjalan akhirnya bisa terwujud. Terakhir ada Willi (25 tahun), anak pertama dari 3 bersaudara ini merupakan satu-satunya di keluarganya dan ia harus menjadi tulang punggung keluarganya. Pak Willi mengalami kecelakaan pada saat bekerja di kereta api. Saat berjalan, ia menabrak dinding kaca dan setelahnya kaki sebelah kiri terkena tancapan kaca yang pecah, pak Willi pun langsung dilarikan ke rumah sakit saat itu juga, karena lukanya terlalu parah dan nyawanya juga terancam, dokter mengambil keputusan untuk mengamputasi kakinya.
Allah berkehendak lain, pak Willi pun harus kehilangan sebelah kakinya agar bisa kembali menikmati indahnya dunia dan menjadi insan yang lebih baik lagi, Allah masih melindunginya. Semoga kita bisa terus saling menyemangati dan memudahkan satu sama lain. (Raihan/IZI/Sumut)
Leave a Reply