Agam – Aisyah Fitri Hidayat, seorang santri penghafal 4 Juz Al-Qur’an, sempat terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA akibat tunggakan biaya pendidikan di salah satu Madrasah Diniyah Kabupaten Agam. Akibat tunggakan tersebut, Aisyah belum bisa mengambil ijazah kelulusannya, padahal surat tanda kelulusan tersebut menjadi syarat utama untuk bisa mendaftar ke SMA. Keluarga Aisyah hidup dalam kondisi ekonomi yang sangat terbatas. Ayahnya bekerja sebagai buruh harian lepas, dengan penghasilan yang tidak menentu karena hanya bekerja jika ada yang membutuhkan jasanya. Ibunya seorang ibu rumah tangga yang mengurus keenam anaknya. Sebelumnya, mereka tinggal di rumah kontrakan dengan biaya Rp3,5 juta per tahun, namun karena keterbatasan finansial, kini mereka harus menumpang di rumah saudara dan hanya diberi akses satu kamar kecil untuk delapan orang.

Aisyah adalah anak pertama dari enam bersaudara. Adik-adiknya pun sedang menempuh pendidikan, kecuali adik bungsunya yang baru berusia 40 hari. Adik kedua, Alya, yang juga telah menghafal 2 Juz Al-Qur’an, mengalami kondisi serupa: menunggak biaya sekolah selama tujuh bulan dan belum mampu melunasi uang masuk diniyah. Sementara itu, dua adik lainnya sangat membutuhkan perlengkapan sekolah, yang selama ini hanya bisa diperoleh dari bantuan orang-orang sekitar. Kondisi ini menyulitkan keluarga, terlebih masa pendaftaran SMA hampir habis. Ayah Aisyah bahkan sempat merasa pesimis anaknya bisa melanjutkan sekolah. Namun, di tengah keputusasaan itu, doa mereka dijawab Allah SWT melalui kepedulian para dermawan. Pada Jumat (20/6/25) Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Sumatera Barat bersama Simpul Relawan Indonesia (S.R.I) Chapter Bukittinggi turun langsung untuk membantu melunasi seluruh tunggakan pendidikan Aisyah. Bantuan ini disambut hangat oleh pihak sekolah dan menjadi harapan baru bagi keluarga kecil ini.

Dalam kondisi penuh haru, ayah Aisyah mengungkapkan rasa syukurnya karena anaknya kini bisa melanjutkan pendidikan. Ia mengatakan bahwa mereka awalnya sudah sangat putus asa karena waktu pendaftaran hanya tinggal beberapa hari lagi, namun bantuan dari donatur IZI datang di waktu yang sangat tepat. Ia sangat berterima kasih kepada donatur dan tim IZI, berharap semoga Allah membalas semua kebaikan dan perhatian yang telah diberikan kepada keluarganya.

Selain melunasi tunggakan Aisyah, IZI juga menyalurkan bantuan titipan donatur kepada Aisyah dan Alya sebagai bentuk dukungan bagi para penghafal Al-Qur’an. Perlengkapan sekolah seperti alat tulis, tas, dan sepatu juga diberikan kepada dua adik Aisyah yang akan memasuki tahun ajaran baru. Untuk mendukung kebutuhan harian keluarga, IZI turut menyalurkan paket sembako.

Aisyah sendiri merupakan siswi berprestasi. Ia meraih Juara 2 di sekolah dengan rata-rata nilai 93,9, dan pernah menjadi Juara 3 Hafizh 1 Juz Non Tilawah Putri di tingkat nasional. Ia juga memiliki sertifikat hafalan 2 Juz dan menjadi finalis Cerdas Qur’an se-Kabupaten Agam dari Padang TV. Kisah Aisyah menjadi pengingat bahwa di tengah keterbatasan hidup, masih ada harapan besar yang bisa tumbuh dengan hadirnya kepedulian dan kolaborasi kebaikan dari banyak pihak. Semoga semakin banyak anak-anak seperti Aisyah yang bisa terus melangkah menggapai cita-cita mereka.
Leave a Reply